*

Pages

Tuesday, 28 April 2020

Ustadz Felix Siauw - Ngaji Jomblo : Biar Nggak Nyesel Setelah Nikah


Artikel ini berisi ringkasan materi atas ilmu yang diperoleh, dengan harapan membagikannya menjadikan amal jariyah. Allahumma aamiin.
Do’akan semoga istiqamah, ya!

Seri Ngaji Jomblo
" Biar Nggak Nyesel Setelah Nikah "
Oleh: Ustadz Felix Siauw


Seringkali muncul pertanyaan, bagaimana cara kita untuk mencari seorang pasangan?

Sebelumnya dikisahkan tentang seseorang yang diminta untuk mencari sebuah kayu terbaik di hutan. Syaratnya hanya satu, yakni harus selalu jalan ke depan, tidak boleh kembali berbalik ke belakang. Ketika ia memasuki hutan tersebut, ia menemukan sebuah kayu yang cukup bagus. Namun ternyata ia tidak memilih kayu tersebut untuk dibawa kembali, melainkan berpikir,
“Ini baru permulaan, disini aja sudah ada kayu yang bagus. Mungkin di depan ada lagi kayu yang lebih baik dari ini”, tukasnya.
Ia meninggalkan kayu tersebut, kemudian kembali berjalan ke depan. Ia menemukan kayu yang lebih bagus dari kayu pertama, namun dengan alasan dan harapan yang sama, ia memilih untuk mengabaikan kayu tersebut. Hal tersebut terus ia lakukan hingga tibalah di tengah hutan. Setelah di tengah hutan, ia berujar pada dirinya,
“Wah disini aja kayunya sebagus ini. Lebih cerah warnanya, lebih kokoh. Pasti didepan ada yang lebih bagus lagi”.
Betul memang didepan ia temui kayu yang lebih bagus. Namun dengan dalih yang sama ia terus berjalan ke depan hingga tak terasa dia telah sampai ke ujung hutan, ia berpikir,
“Baiklah, kali ini, kalau saya mendapatkan kayu seperti kayu kedua yang saya temukan, akan saya ambil dan bawa pulang.”.
Namun ternyata sampai ke luar hutan, kayu yang ada tidak sebaik kayu-kayu sebelumnya, sehingga ia tidak dapat membawa kayu ke rumahnya.

Hal tersebut menggambarkan orang yang mau menikah namun tidak tahu alasan dan tujuan menikah. Terus-menerus berharap, mungkin nanti di depan ada yang lebih baik. Hingga akhirnya nanti menyesal akan harapan-harapannya yang tidak pasti. Karena manusia senantiasa berada diantara harapan dan penyesalan.
Bagaimana caranya agar tidak panjang angan-angan dan menyesal?
1.   Perjelas alasan menikah, atas dasar apa menikah, dan apa yang ingin dilakukan setelah menikah maka semuanya akan semakin mudah.
2.  Orang seperti apa yang akan saya perlukan. Tidak perlu mencari yang sempurna. Namun jika terdapat kelebihan misal cantik / tampan, itu sebagai bonus. Bagaimanapun memilih adalah tentang kecenderungan.
3. Jangan keras kepala hanya inginkan si dia. Jika seperti itu, maka nafsu yang terlibat disana, bukan syariah. Jika inginkan si dia untuk menggapai ridha Allah, maka tidak akan ada rasa kecewa jika takdir berkata lain.

Wallahu ‘alam bissawab.


Share:

0 komentar:

Post a Comment

Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih

Search in This Blog

Pesan untuk Penulis

Name

Email *

Message *

Archives

Another Blog

Blog Archive

Tulisan Terbaru!

Witsqa Masak: Yumurtali Patates

DISCLAIMER!  Witsqa Masak merupakan kumpulan resep yang terhitung berhasil untuk dipraktekkan oleh saya. Sumber resepnya sendiri bisa berasa...