Tulisan ini sebenarnya telah saya terbitkan di feed instagram saya. Tapi guna pengarsipan, saya share juga di laman blog saya ini..
Menyoal #untiltomorrow challenge, bingo-bingo an dan
challenge-challenge lainnya, it's okay buat have fun mainan seperti itu. Karena
jujur pertama kali main isi bingo-bingo an tuh beneran happy, hormon
endorfinnya bekerja maksimal banget kayaknya hehe. Sebagai seorang Ambivert
yang cenderung ke ENFJ, cukup sekali atau beberapa kali aja sih kalau saya mah nyobanya,
udah ngerasa satisfying. Udah gitu? Ya udah. Gak penasaran lagi. Hihi
Nah, disini saya ingin menyampaikan sebuah hal yang
cukup relevan dengan 'wave' tersebut. No offense, yak!
Awal kisah, di suatu hari yang cerah saya bersama
dengan beberapa teman saya pergi ke sebuah taman, ya betul kami berpiknik pas
lagi Summer. Disana kami makan biji bunga matahari dan kudapan lainnya, saling
bercerita dan bertukar pikiran dari A sampai Z. Nah muncullah sebuah ide yang
diinisiasi oleh seorang teman saya untuk bermain ToD (Truth or Dare).
Di taman seperti itu kebanyakan orang males banget
milih Dare, karena pasti bakalan disuruhnya yang aneh-aneh. Jadi orang-orang
memilih jalur aman dengan melakukan Truth. Ternyata eh ternyata memilih Truth
tidak serta-merta membuat kita tidak mendapatkan pertanyaan yang aneh pula ya.
Kalian juga pasti tau sendiri, namanya temen ingin banget usilin temennya. Konteks
Truth yang harus diungkapkan pada momen itu adalah mengenai “hal paling
memalukan yang pernah dialami”. Bukan aku yang dapat giliran menjawab,
Alhamdulillah. Kemudian yang mendapatkan giliran pun menjawab, "(Tuttt
tuttt tutt tut)". *saya sensor ya.
Semua tertawa mendengar jawabannya, terkecuali saya yang
agak berat jika harus menertawakan. Saya cenderung turut merasa malu atas
jawaban tersebut, mungkin orang bakalan mikir kalau saya orangnya nggak fun
kali ya? Tapi saya sebenarnya hanya mencoba memilah mana yang entertaining dan
mana yang tidak seharusnya dijadikan bahan candaan.
Saat itu kami duduk melingkar di rerumputan, saya
tidak menyadari juga bahwa ternyata ada orang yang duduk tidak jauh dari saya juga tidak
tertawa, dia hanya sibuk memainkan ranting kering sambil berkata setengah
berbisik,
"Allah tuh udah baik banget nutupin aib kita, eh
ini kok malah kita umbar-umbar. Terus ngetawain
lagi.", matanya masih terus menunduk memandangi ranting di tangannya yang ia
adukan dengan rumput.
Jarak duduk kami nggak deket loh, tapi entah kenapa di
ramainya suara tawa, celotehannya dia tuh bisa kedengaran dengan jelas dan
terserap sempurna oleh pendengaran saya. Disitu Allah sedang bekerja, Allah
ingin ingatkan saya melalui perantara teman saya tersebut. Wallahu ‘alam.
Lanjut ke ceritanya....
Jleb, disitulah saya seperti mendapatkan tamparan
keras dari perkataan teman saya tersebut. Jangan-jangan selama ini saya
menikmati respon orang atas aib yang diumbar.
Setelah hari itu saya mulai untuk lebih berhati-hati lagi
dalam berkata-kata dan bersenda gurau. Saya sadar sepenuhnya kalau saya masih
jauh banget dari kata sempurna, mungkin kalian yang membaca ini bisa aja
mengatakan, “Witsqa itu hypocrite, karena pernah juga ngelakuin hal tersebut.”,
kalau iya, saat itu mungkin saya sedang khilaf. Maka tolong ingatkan, ya 😊
At least, here I want to share one of a great value
that I've ever received in this unimmortal world.
Sayang banget kan kalau nggak dibagikan?
#ntms #tulisanWFA
0 komentar:
Post a Comment
Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih