*

Pages

Monday, 13 April 2020

Ngomongin tentang #untiltomorrow challenge dan kawan-kawan

Tulisan ini sebenarnya telah saya terbitkan di feed instagram saya. Tapi guna pengarsipan, saya share juga di laman blog saya ini..



Menyoal #untiltomorrow challenge, bingo-bingo an dan challenge-challenge lainnya, it's okay buat have fun mainan seperti itu. Karena jujur pertama kali main isi bingo-bingo an tuh beneran happy, hormon endorfinnya bekerja maksimal banget kayaknya hehe. Sebagai seorang Ambivert yang cenderung ke ENFJ, cukup sekali atau beberapa kali aja sih kalau saya mah nyobanya, udah ngerasa satisfying. Udah gitu? Ya udah. Gak penasaran lagi. Hihi

Nah, disini saya ingin menyampaikan sebuah hal yang cukup relevan dengan 'wave' tersebut. No offense, yak!

Awal kisah, di suatu hari yang cerah saya bersama dengan beberapa teman saya pergi ke sebuah taman, ya betul kami berpiknik pas lagi Summer. Disana kami makan biji bunga matahari dan kudapan lainnya, saling bercerita dan bertukar pikiran dari A sampai Z. Nah muncullah sebuah ide yang diinisiasi oleh seorang teman saya untuk bermain ToD (Truth or Dare).

Di taman seperti itu kebanyakan orang males banget milih Dare, karena pasti bakalan disuruhnya yang aneh-aneh. Jadi orang-orang memilih jalur aman dengan melakukan Truth. Ternyata eh ternyata memilih Truth tidak serta-merta membuat kita tidak mendapatkan pertanyaan yang aneh pula ya. Kalian juga pasti tau sendiri, namanya temen ingin banget usilin temennya. Konteks Truth yang harus diungkapkan pada momen itu adalah mengenai “hal paling memalukan yang pernah dialami”. Bukan aku yang dapat giliran menjawab, Alhamdulillah. Kemudian yang mendapatkan giliran pun menjawab, "(Tuttt tuttt tutt tut)". *saya sensor ya.

Semua tertawa mendengar jawabannya, terkecuali saya yang agak berat jika harus menertawakan. Saya cenderung turut merasa malu atas jawaban tersebut, mungkin orang bakalan mikir kalau saya orangnya nggak fun kali ya? Tapi saya sebenarnya hanya mencoba memilah mana yang entertaining dan mana yang tidak seharusnya dijadikan bahan candaan.

Saat itu kami duduk melingkar di rerumputan, saya tidak menyadari juga bahwa ternyata ada orang  yang duduk tidak jauh dari saya juga tidak tertawa, dia hanya sibuk memainkan ranting kering sambil berkata setengah berbisik,
"Allah tuh udah baik banget nutupin aib kita, eh ini kok malah kita umbar-umbar. Terus  ngetawain lagi.", matanya masih terus menunduk memandangi ranting di tangannya yang ia adukan dengan rumput.

Jarak duduk kami nggak deket loh, tapi entah kenapa di ramainya suara tawa, celotehannya dia tuh bisa kedengaran dengan jelas dan terserap sempurna oleh pendengaran saya. Disitu Allah sedang bekerja, Allah ingin ingatkan saya melalui perantara teman saya tersebut. Wallahu ‘alam.

Lanjut ke ceritanya....

Jleb, disitulah saya seperti mendapatkan tamparan keras dari perkataan teman saya tersebut. Jangan-jangan selama ini saya menikmati respon orang atas aib yang diumbar.
Setelah hari itu saya mulai untuk lebih berhati-hati lagi dalam berkata-kata dan bersenda gurau. Saya sadar sepenuhnya kalau saya masih jauh banget dari kata sempurna, mungkin kalian yang membaca ini bisa aja mengatakan, “Witsqa itu hypocrite, karena pernah juga ngelakuin hal tersebut.”, kalau iya, saat itu mungkin saya sedang khilaf. Maka tolong ingatkan, ya 😊

At least, here I want to share one of a great value that I've ever received in this unimmortal world.
Sayang banget kan kalau nggak dibagikan?

#ntms #tulisanWFA

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih

Search in This Blog

Pesan untuk Penulis

Name

Email *

Message *

Archives

Another Blog

Blog Archive

Tulisan Terbaru!

Witsqa Masak: Yumurtali Patates

DISCLAIMER!  Witsqa Masak merupakan kumpulan resep yang terhitung berhasil untuk dipraktekkan oleh saya. Sumber resepnya sendiri bisa berasa...