*

Pages

Tuesday, 21 April 2020

Perempuan, Bibit Awal Pendidikan



Pendidikan merupakan topik yang biasa kita temui namun selalu menarik untuk diperbincangkan. Berbicara tentang pendidikan tentu mengundang pertanyaan - pertanyaan yang berputar dalam pikiran kita. Sebenarnya, pendidikan yang sesungguhnya itu dapat kita dapatkan dari siapa saja sih? Apakah pendidikan itu cuma bisa kita dapatkan dari bangku-bangku pendidikan formal saja? Hanya dari guru dan mentor ataupun pembimbing saja? Apa sih hakikat pendidikan yang sesungguhnya?
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses pembudayaan, yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan.
Kita semua tahu, pendidikan itu sangatlah penting. Jika dianalogikan, pendidikan itu bagaikan pondasi rumah, yang tanpanya, hancurlah rumah yang akan kita buat. Begitupun dengan pendidikan. Tanpanya, hancurlah sebuah negara. Meski tidak ada jaminan akan 100% kehancuran sebuah negara yang diakibatkan oleh penerapan pendidikan yang kurang baik. Namun setidaknya, dengan tidak terlaksananya pendidikan dengan baik membuat negara tersebut tidak dapat menciptakan keadaan yang kondusif, yang ujung-ujungnya mengarah kepada ketidaknyamanan.
Menurut Bringham Young, jika kau mendidik seorang anak laki-laki, maka kau memang mendidik seorang laki-laki, namun jika kau mendidik seorang perempuan, maka kau mendidik sebuah generasi.
Dari pernyataan seorang gubernur Utah yang pertama tersebut, dapat kita kutip bagian “…namun jika kau mendidik seorang perempuan, maka kau mendidik sebuah generasi.”, yang membuat saya berpikir bahwa kunci pendidikan setiap insan itu berasal dari seorang perempuan, atau dengan kata lain bersumber dari seorang Ibu. Seperti yang telah kita ketahui, dalam sudut pandang sosiologi dapat kita kemukakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dan paling sederhana yang kita kenali sedari kita masih kecil. Dan jika kita mau menilik kembali akan definisi pendidikan yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara, tidak ada kata-kata yang menunjukkan bahwa pendidikan itu hanya bisa didapatkan dari seorang guru, mentor, maupun pembimbing, tetapi bisa kita dapatkan dari siapa saja atas usahanya memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru. Poin terpentingnya terdapat disini, memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru.
Hidup adalah tentang belajar. Keluarga dan lingkungan adalah guru dan mentor pertama dalam hidup kita. Disadari atau tidak, orangtua selalu berusaha mengajarkan hal-hal baru kepada kita sedari kita masih dalam buaian. Bermula dari belajar merangkak, berjalan, berbicara, hingga bersopan-santun. Semua itu adalah proses pembelajaran yang tidak dapat sedikitpun kita dapatkan di bangku sekolah jenjang manapun. Apa yang akan dikatakan seorang elemen pengajar didalam lingkungan kelas, jikalau mendapati salah satu muridnya ternyata berbicara saja belum bisa? Dan orang tua si murid itu hanya mengandalkan guru sekolah untuk mengajarkan segala hal kepada sang buah hatinya dari mulai nol? Tentu ini adalah sebuah hal yang absurd, bukan?
Lalu, apa hubungan antara semua penjelasan saya tersebut dengan upaya pembangunan pendidikan bangsa? Tentu ada hubungan erat antara keduanya. Sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia yang tercantum didalam Pembukaan UUD 1945, yang berbunyi “….mencerdaskan kehidupan bangsa,…”, langkah awal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan mencerdaskan segala sumber dari penerus bangsa itu sendiri, yakni mencerdaskan para perempuan. Dengan mencerdaskan para perempuan dapat menjadikan tonggak untuk dapat mencerdaskan generasi-generasi penerus lainnya.
Berbicara mengenai upaya pembangunan pendidikan bangsa, jika kita mau sedikit berkiblat pada sistem pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah Finlandia, yang mana negara Finlandia ini pernah mendapatkan penghargaan sebagai Negara dengan mutu pendidikan terbaik di mata dunia. Saya rasa, negara kita dapat sedikit ‘mencontek’ hal-hal yang dapat mendukung peningkatan pembangunan pendidikan nasional NKRI. Pertama, jika kita ingin tahu mengapa Finlandia bisa begitu sukses dalam bidang pendidikannya, dapat kita temukan jawaban diantaranya karena eleman pendidik disana tidak pernah sedikitpun memberikan pekerjaan rumah, dan 60% aktifitas anak-anak Finlandia didalam kelas itu dengan memahami dan menyelesaikan masalah atas pemikiran mereka sendiri, sedangkan 40%nya atas penjelasan dari guru / pembimbing mereka. Sehingga disini, dapat kita lihat bahwa keaktifan siswa dalam membuat maupun membentuk ide itu lebih dominan dibandingkan pemberian informasi secara instan dari elemen pendidik. (sumber: Video dokumenter salah seorang pengamat inovasi pendidikan dari Universitas Harvard, Dr. Tony Wagner)
Beberapa survey pun mengatakan bahwa menciptakan ide dalam benak siswa, merupakan cara yang sangat efektif dalam proses pembelajaran. Yang mana dengan meng-inovasi ide seperti itu membuat mereka tidak lupa akan apa yang telah mereka ciptakan maupun temukan selama proses belajar mengajar. Sehingga mempermudah siswa dalam mengimplementasikan segala bidang ilmu yang telah mereka pelajari.
Indikator apakah yang membuat saya merasa bahwa penerapan pendidikan di negara Finlandia tersebut mempengaruhi pembangunan bangsa? Dapat dilihat dari pendapatan perkapita yang mereka berbanding tipis jika dibandingkan dengan negara adidaya yang sudah sangat maju, jauh berada didepan, Amerika. (sumber: Video dokumenter salah seorang pengamat inovasi pendidikan dari Universitas Harvard, Dr. Tony Wagner)
Jadi dapat kita tarik kesimpulan, bahwa jika kita berkeinginan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, cukuplah dengan mencerdaskan para wanita yang kelak akan menjadi seorang Ibu tentunya. Dimana pendidikan dari sang ibu merupakan pendidikan paling mendasar dan jenjang utama, yang akan menjadi pengokoh kehidupan generasi selanjutnya. Mengenai contoh yang saya ambil dari penerapan pendidikan di Negara Finlandia, merupakan faktor pendorong eksternal yang sama-sama memiliki andil dalam roda kemudi pendidikan suatu bangsa.


Tulisan ini pernah saya kirimkan ke basabasi.co
02/09/2015 21.38 TRT

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih

Search in This Blog

Pesan untuk Penulis

Name

Email *

Message *

Archives

Another Blog

Blog Archive

Tulisan Terbaru!

Witsqa Masak: Yumurtali Patates

DISCLAIMER!  Witsqa Masak merupakan kumpulan resep yang terhitung berhasil untuk dipraktekkan oleh saya. Sumber resepnya sendiri bisa berasa...