Pendidikan merupakan topik
yang biasa kita temui namun selalu menarik untuk diperbincangkan. Berbicara
tentang pendidikan tentu mengundang pertanyaan - pertanyaan yang berputar dalam
pikiran kita. Sebenarnya, pendidikan yang sesungguhnya itu dapat kita dapatkan
dari siapa saja sih? Apakah pendidikan itu cuma bisa kita dapatkan dari
bangku-bangku pendidikan formal saja? Hanya dari guru dan mentor ataupun
pembimbing saja? Apa sih hakikat pendidikan yang sesungguhnya?
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses
pembudayaan, yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi
baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan
maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran
hidup kemanusiaan.
Kita semua tahu, pendidikan
itu sangatlah penting. Jika dianalogikan, pendidikan itu bagaikan pondasi rumah,
yang tanpanya, hancurlah rumah yang akan kita buat. Begitupun dengan pendidikan.
Tanpanya, hancurlah sebuah negara. Meski tidak ada jaminan akan 100% kehancuran
sebuah negara yang diakibatkan oleh penerapan pendidikan yang kurang baik.
Namun setidaknya, dengan tidak terlaksananya pendidikan dengan baik membuat
negara tersebut tidak dapat menciptakan keadaan yang kondusif, yang
ujung-ujungnya mengarah kepada ketidaknyamanan.
Menurut Bringham Young, jika kau mendidik seorang anak laki-laki, maka kau
memang mendidik seorang laki-laki, namun jika kau mendidik seorang perempuan, maka
kau mendidik sebuah generasi.
Dari pernyataan seorang
gubernur Utah yang pertama tersebut, dapat kita kutip bagian “…namun jika kau
mendidik seorang perempuan, maka kau mendidik sebuah generasi.”, yang membuat saya
berpikir bahwa kunci pendidikan setiap insan itu berasal dari seorang perempuan,
atau dengan kata lain bersumber dari seorang Ibu. Seperti yang telah kita
ketahui, dalam sudut pandang sosiologi dapat kita kemukakan bahwa keluarga
adalah unit terkecil dan paling sederhana yang kita kenali sedari kita masih
kecil. Dan jika kita mau menilik kembali akan definisi pendidikan yang
diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara, tidak ada kata-kata yang menunjukkan bahwa
pendidikan itu hanya bisa didapatkan dari seorang guru, mentor, maupun
pembimbing, tetapi bisa kita dapatkan dari siapa saja atas usahanya memberikan
nilai-nilai luhur kepada generasi baru. Poin terpentingnya terdapat disini,
memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru.
Hidup adalah tentang belajar.
Keluarga dan lingkungan adalah guru dan mentor pertama dalam hidup kita. Disadari
atau tidak, orangtua selalu berusaha mengajarkan hal-hal baru kepada kita
sedari kita masih dalam buaian. Bermula dari belajar merangkak, berjalan,
berbicara, hingga bersopan-santun. Semua itu adalah proses pembelajaran yang
tidak dapat sedikitpun kita dapatkan di bangku sekolah jenjang manapun. Apa
yang akan dikatakan seorang elemen pengajar didalam lingkungan kelas, jikalau
mendapati salah satu muridnya ternyata berbicara saja belum bisa? Dan orang tua
si murid itu hanya mengandalkan guru sekolah untuk mengajarkan segala hal
kepada sang buah hatinya dari mulai nol? Tentu ini adalah sebuah hal yang
absurd, bukan?
Lalu, apa hubungan antara
semua penjelasan saya tersebut dengan upaya pembangunan pendidikan bangsa?
Tentu ada hubungan erat antara keduanya. Sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia
yang tercantum didalam Pembukaan UUD 1945, yang berbunyi “….mencerdaskan
kehidupan bangsa,…”, langkah awal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah
dengan mencerdaskan segala sumber dari penerus bangsa itu sendiri, yakni
mencerdaskan para perempuan. Dengan mencerdaskan para perempuan dapat
menjadikan tonggak untuk dapat mencerdaskan generasi-generasi penerus lainnya.
Berbicara mengenai upaya
pembangunan pendidikan bangsa, jika kita mau sedikit berkiblat pada sistem
pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah Finlandia, yang mana negara Finlandia
ini pernah mendapatkan penghargaan sebagai Negara dengan mutu pendidikan terbaik
di mata dunia. Saya rasa, negara kita dapat sedikit ‘mencontek’ hal-hal yang
dapat mendukung peningkatan pembangunan pendidikan nasional NKRI. Pertama, jika
kita ingin tahu mengapa Finlandia bisa begitu sukses dalam bidang
pendidikannya, dapat kita temukan jawaban diantaranya karena eleman pendidik
disana tidak pernah sedikitpun
memberikan pekerjaan rumah, dan 60% aktifitas anak-anak Finlandia didalam kelas
itu dengan memahami dan menyelesaikan masalah atas pemikiran mereka sendiri,
sedangkan 40%nya atas penjelasan dari guru / pembimbing mereka. Sehingga
disini, dapat kita lihat bahwa keaktifan siswa dalam membuat maupun membentuk
ide itu lebih dominan dibandingkan pemberian informasi secara instan dari
elemen pendidik. (sumber: Video dokumenter
salah seorang pengamat inovasi pendidikan dari Universitas Harvard, Dr. Tony
Wagner)
Beberapa survey pun mengatakan
bahwa menciptakan ide dalam benak siswa, merupakan cara yang sangat efektif
dalam proses pembelajaran. Yang mana dengan meng-inovasi ide seperti itu
membuat mereka tidak lupa akan apa yang telah mereka ciptakan maupun temukan
selama proses belajar mengajar. Sehingga mempermudah siswa dalam
mengimplementasikan segala bidang ilmu yang telah mereka pelajari.
Indikator apakah yang membuat
saya merasa bahwa penerapan pendidikan di negara Finlandia tersebut
mempengaruhi pembangunan bangsa? Dapat dilihat dari pendapatan perkapita yang
mereka berbanding tipis jika dibandingkan dengan negara adidaya yang sudah
sangat maju, jauh berada didepan, Amerika. (sumber:
Video dokumenter salah seorang pengamat inovasi pendidikan dari Universitas
Harvard, Dr. Tony Wagner)
Jadi dapat kita tarik
kesimpulan, bahwa jika kita berkeinginan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
cukuplah dengan mencerdaskan para wanita yang kelak akan menjadi seorang Ibu
tentunya. Dimana pendidikan dari sang ibu merupakan pendidikan paling mendasar
dan jenjang utama, yang akan menjadi pengokoh kehidupan generasi selanjutnya.
Mengenai contoh yang saya ambil dari penerapan pendidikan di Negara Finlandia,
merupakan faktor pendorong eksternal yang sama-sama memiliki andil dalam roda
kemudi pendidikan suatu bangsa.
Tulisan ini pernah saya kirimkan ke basabasi.co
02/09/2015 21.38 TRT
0 komentar:
Post a Comment
Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih