*

Pages

Friday 19 February 2016

Golden Words Penyejuk

"Let's called it a day. See you again in the next lesson1!", wanita setengah baya bersuara lembut tersebut memberikan instruksi murid-muridnya.
"Thank you, Ma'am.2", jawab seisi kelas serempak.
Waktu telah menunjukkan pukul 17.00 WIB, itu artinya pertemuan hari itu memang sudah seharusnya diakhiri.
Senja hari di LBPP LIA, tempatku menimba ilmu bahasa Inggris. Sebelum bergegas pulang ke kediamannya masing-masing, sebagian besar temanku menyempatkan diri untuk memberikan rezekinya kepada abang tukang kentang goreng langganan kami yang biasa mangkal tepat didepan gedung LIA tersebut. Kentang goreng crunchy bertabur bumbu yang dapat membuat siapa saja tergiur untuk mencicipinya. Hmm.. Yummy. Kerenyahannya? Luar biasa! Cita rasanya? Tak ada dua!!
"Bye, Dhil! Aku duluan yaaa...", ujar Mentari berlalu begitu saja.
Tak sempat ku membalas untuk melambaikan tanganku, bayangannya langsung menghilang bak terbawa angin.
Aku belum pulang. Biasanya seusai les bahasa Inggris, aku langsung bergegas menuju pangkalan angkot yang selalu siap sedia mengantarkan para penumpangnya dari persimpangan sana, tak jauh dari tempatku berdiri saat itu. Namun, hari itu berbeda.
"Dhil, jangan pulang pakai angkot ya. Biar bapak jemput, sehabis pulang kantor.”
Itu adalah pesan teks yang kuterima dari bapak ditengah-tengah waktu belajarku tadi. Aku sangatttt bahagia! Bagaimana tidak? Bapak akan menjemputku hari ini! Aku yang cenderung senang menikmati pemandangan dari atas motor berjingkrak-jingkrak kesenangan menyambut hari istimewa ini.
"Ini udah jam 5 lewat tapi kok bapak belum datang sih!!", aku menggerutu didalam hati.
Kuambil majalah CnS. Kubaca sekilas. Bosan! Bermaksud membeli snack-snack, para penjual sudah kembali ke peraduannya. Dan hal yang paling mengerikan adalah kenyataan bahwa tempat kursusku yang semakin gelap ini terasa sangat menyeramkan.
Waktu menunjukan hampir pukul 18.00 WIB, aku sangat kesal. Ingin menangis saja rasanya. Tiba-tiba kulihat sekelibat bayangan, seraya memanggil, “Dhiilll….”
Rupanya itu bapak! Bingung haruskah aku bahagia atau marah. Karena aku sungguh kesal pada bapak. Akupun lekas duduk di jok belakang motor Honda keluaran akhir tahun 2006an tersebut. Tanpa mengeluarkan sepatahkatapun aku diam terduduk. Tak kusadari kemonyongan bibirku telah mencapai beberapa sentimeter.
Bapak mencuri pandang melalui kaca spion. Aku membuang muka. Bapak memulai bercerita lucu seperti biasanya. Aku menahan tawa, tanpa ekspresi. Bapak menawarkan makanan kesukaanku, pisang goreng, tapi aku hanya diam saja tak menjawab. Aku sungguh kesal.
Yang kukagumi dari Bapak adalah termometer kesabarannya yang tak pernah meletus. Dan satu hal yang kusadari, betapa menjengkelkannya aku saat itu! Bapak tidak menyerah, ia tersenyum seraya membuka sebuah cerita lain yang bahkan aku tak tertarik untuk mendengarnya.
“Dhil, tahu gak didalam hidup ini ada yang namanya golden words. Golden words itu ada dua buah. Apa aja coba, tebak?”, tanyanya penuh dengan kejenakaan.
“Gak tau.”, jawabku ketus.
“Ah, masa udah kursus Bahasa Inggris masih belum tahu sih?”, timpalnya meyakinkan.
“Hmmm….. Thanks and Sorry”, jawabku sekenanya.
“Yah…betul. Nah, bapak juga mau pakai golden words itu buat kamu ya, nak.”, jawabnya singkat.
Aku terdiam.
“Maafin bapak ya, nak. Udah telat jemput kamu. Tadi kerjaan tiba-tiba nambah, belum lagi macet.”, jawabnya memberikan penjelasan.
Kini giliranku yang mengintipnya dari balik kaca spion. Ia masih berusaha mengembangkan senyumnya. Aku masih terpaku. Hingga sejurus kemudian,
“Dhila keselll…. Dhila udah nungguin bapak lama banget, tapi bapak gak dateng-dateng. Dhila pikir bapak gak bakalan dateng. Belum lagi, tempat Dhila nunggu jadi gelap gulita, serem. Dhila takut, pak!”, jawabku meredam emosi.

Bukan sulap bukan sihir, sesungguhnya emosiku sedikit berkurang ketika bapak memancingku dan menjelaskan tentang golden words. Maafkan Dhila ya, pak. Dhila bisa jadi udah menyakiti perasaan bapak dengan sikap Dhila saat itu.



1 Mari kita tutup hari ini. Sampai jumpa lagi di pelajaran selanjutnya.
2 Terima kasih, Bu.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih

Search in This Blog

Pesan untuk Penulis

Name

Email *

Message *

Archives

Another Blog

Tulisan Terbaru!

Witsqa Masak: Yumurtali Patates

DISCLAIMER!  Witsqa Masak merupakan kumpulan resep yang terhitung berhasil untuk dipraktekkan oleh saya. Sumber resepnya sendiri bisa berasa...