*

Pages

Friday 18 September 2020

[Book Review] Rentang Kisah

 




Judul Buku          :    Rentang Kisah

Penulis                 :    Gita Savitri Devi

Penerbit               :    Gagas Media

Tahun                  :    2017 (Cetakan pertama)

Jumlah Halaman  :    207 hlm.

 

 

Apa tujuan hidupmu?

Kalau itu ditanyakan kepadaku saat remaja, aku pasti nggak bisa menjawabnya. Jangankan tujuan hidup, cara belajar yang benar saja aku nggak tahu. Setiap hari aku ke sekolah lebih suka bertemu teman-teman dan bermain kartu. Aku nggak tahu apa yang menjadi passion-ku. Aku sekedar menjalani apa yang ibu pilihkan untukku—termasuk melanjutkan kuliah di Jerman.

 

Tentu bukan keputusan mudah untuk hidup sendiri di negara baru. Selama 7 tahun tinggal di Jerman, banyak kendala aku alami; bahasa Jerman yang belum fasih membuat proses perkuliahan menjadi berat, hingga uang yang pas-pasan membuatku harus mengatur waktu antara kuliah dan kerja sambilan.

 

Semua proses yang sulit itu telah mengubahku; menjadi mengenal diri sendiri, mengenal agamaku, dan memahami untuk apa aku ada di dunia. Buatku, kini hidup tak lagi sama, bukan hanya tentang aku, aku, dan aku. Tapi juga, tentang orangtua, orang lain, dan yang paling penting mensyukuri semua hal yang sudah Tuhan berikan.

 

The purpose to live a happy life is to always be grateful

And don’t forget the magic word: ikhlas, ikhlas, ikhlas

--------

 

Rentang Kisah merupakan sebuah buku yang berisi perjalanan hidup yang diungkapkan secara gamblang oleh seorang youtuber dan influencer yang bernama Gita Savitri Devi atau dikenal dengan Gitasav.

 

QUOTES

 “...kita belum tentu mendapatkan apa yang kita mau. Ketika itu terjadi, kita harus menerima dan menghadapinya dengan bijaksana atau nggak akan pernah belajar apa-apa dari hidup ini.” – hlm. 51

 “...terkadang bukan tugas manusia untuk merencanakan hidup terlalu jauh. Karena sebenarnya, tugas manusia hanyalah berusaha dan berdoa. Sisanya serahkan kepada Yang Maha Kuasa.” – hlm. 75

 Whatever that may come, you and I just need to do well, be nice to ourselves, to people around us. Because we are given only one chance. We only live once.” - hlm.161

 “...life isn’t a race with everybody else. Life is a place to learn and eventually you will gain something, achieve something. But the whole point of living is to learn.” – hlm. 167

 

 

PERSPEKTIF SAYA

A real struggle. Ini yang langsung terpikirkan dalam benak.

Merasa senasib ketika doi menceritakan perjuangan kuliahnya saat di Jerman. Percayalah! Gak mudah untuk belajar dengan bahasa pengantar yang bukan bahasa ibu. Apalagi bahasanya tidak familiar, seperti bahasa Inggris. Diperlukan effort lebih supaya bisa menaklukkannya. Dari mulai ikut seminar-seminar (meski banyaknya clanga-clongo), jadi interpreter buat orang Indonesia yang nggak bisa bahasa Turki, ngikut kursus-kursus. Intinya supaya memperluas networking dan memperbanyak interaksi dengan orang  lokal. Tapi, ku setuju banget sama kak Gita. Kalau waktu bisa diputarbalikkan kembali dan harus memilih lagi, aku akan tetap memilih pilihan yang sama, ke Turki.

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih

Search in This Blog

Pesan untuk Penulis

Name

Email *

Message *

Archives

Another Blog

Tulisan Terbaru!

Witsqa Masak: Yumurtali Patates

DISCLAIMER!  Witsqa Masak merupakan kumpulan resep yang terhitung berhasil untuk dipraktekkan oleh saya. Sumber resepnya sendiri bisa berasa...