*

Pages

Wednesday, 9 September 2020

[Book Review] Meridu Baginda Nabi

 


Judul Buku          :    Meridu Baginda Nabi

Penulis                 :    Habiburrahman El-Shirazy

Penerbit               :    Republika

Tahun                  :    April 2018 (Cetakan pertama)

Jumlah Halaman  :    176 hlm.

 

 

Rindu kepada Baginda Nabi SAW, sebagaimana rindunya Nabi Muhammad SAW kepada umatnya akhir zaman. Yakni, mereka yang tak pernah berjumpa atau melihat secara langsung wajah Rasulullah SAW, namun selalu mengikuti ajaran yang dibawanya, dan terus menerus mengumandangkan shalawat untuknya.

 

Ya Nabi, Salam ‘Alaika

Ya Rasul, Salam ‘Alaika

Ya Habib, Salam ‘Alaika

Shalawatullah ‘Alaika

 

--------

 

Meridu Baginda Nabi merupakan sebuah novel yang berisi kisah penuh hikmah dari seorang anak yang ditemukan di pinggir tempat sampah.

Adapun daftar isi dari buku ini adalah sebagai berikut:

  • Gelagak rindu
  •  Jet lag
  •  Keharuan di Cemoro Kandang
  • Tak ada kebaikan yang sia-sia
  • Jejak masa lalu
  • Ujian kesabaran
  • Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan
  • Bahaya pornografi
  • Tamu istimewa dari Amerika
  • Ketika Fiona bersyahadat
  • Tadabbur di Bromo
  • Merindu Baginda Nabi
  • Koma
  • Kesetiaan dan kerinduan

 

QUOTES

 

"Kecanduan pornografi dan narkoba sama merusaknya. Tetapi kecanduan pornografi 2x - 3x lebih merusak. Narkoba merusak tiga bagian otak, sedangkan pornografi merusak lima bagian otak, diantaranya insula hipocampus, nucleus accumbens, orbitofrontal, cerebellum, dan cyrus cingalute." - hlm. 102

 

"Demi berjumpa dengan Baginda Nabi SAW, demi mencari kebenaran dan menemukan islam, Salman Al Farisi sampai pernah menjadi budak, jadi hamba sahaya. Begitu bersyahadat, Salman Al Farisi dicatat termasuk golongan orang-orang beruntung nan mulia." - hlm. 132

 

Dalam musnad Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda, "Beruntunglah orang-orang yang pernah melihatku kemudian beriman kepadaku dan beruntunglah orang-orang yang beriman kepadaku padahal ia tidak pernah melihatku". Hal tersebut diucapkan hingga 7x. - hlm. 151

 

Tujuh anak yatim yang menjadi orang hebat, diantaranya Rasulullah SAW, Imam Syafi'i, Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani, Syaikh Said An-Nursi, dll. - hlm. 164

 

 

PERSPEKTIF SAYA 

Ini merupakan sebuah buku fiksi, namun tak dapat dipungkiri lagi bahwa buah karya kang Abiq itu nggak pernah mengecewakan. Meski harus saya akui, untuk novel tipis ini masih belum se-greget Ayat-ayat Cinta, Api Tauhid, Bumi Cinta, atau bahkan Pudarnya Pesona Sang Cleopatra. Tapi dari buku ini, terdapat sebuah pesan dari orangtua asuhnya sangat menggema dalam dada: “Jangan membuat malu baginda Nabi SAW”. MashaaAllah. Sebuah idealisme kehidupan yang mestinya kita terapkan. Lekat dalam benak saya, motivasi terbesar saya (yang selalu saya coba ingat) dalam menjalani setiap urusan dunia itu ya bermuara pada Rasulullah SAW. Seperti “Nggak rapi? Malu dong, masa umatnya Rasulullah SAW nggak rapi.”. Jadi ya berusaha menjaga nama baik utusan-Nya tersebut. Apalagi Rasulullah SAW ini jelas-jelas sangat mengkhawatirkan kita, umat-Nya, yang bahkan tidak pernah bertatap muka.

 

Selamat menikmati bukunya!

 

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih

Search in This Blog

Pesan untuk Penulis

Name

Email *

Message *

Archives

Another Blog

Tulisan Terbaru!

Witsqa Masak: Yumurtali Patates

DISCLAIMER!  Witsqa Masak merupakan kumpulan resep yang terhitung berhasil untuk dipraktekkan oleh saya. Sumber resepnya sendiri bisa berasa...