Judul Buku : Meridu Baginda Nabi
Penulis : Habiburrahman El-Shirazy
Penerbit : Republika
Tahun : April 2018 (Cetakan pertama)
Jumlah Halaman : 176 hlm.
Rindu
kepada Baginda Nabi SAW, sebagaimana rindunya Nabi Muhammad SAW kepada umatnya
akhir zaman. Yakni, mereka yang tak pernah berjumpa atau melihat secara
langsung wajah Rasulullah SAW, namun selalu mengikuti ajaran yang dibawanya,
dan terus menerus mengumandangkan shalawat untuknya.
Ya
Nabi, Salam ‘Alaika
Ya
Rasul, Salam ‘Alaika
Ya
Habib, Salam ‘Alaika
Shalawatullah
‘Alaika
--------
Meridu Baginda Nabi merupakan
sebuah novel yang berisi kisah penuh hikmah dari seorang anak yang ditemukan di
pinggir tempat sampah.
Adapun daftar isi dari
buku ini adalah sebagai berikut:
- Gelagak
rindu
- Jet
lag
- Keharuan
di Cemoro Kandang
- Tak
ada kebaikan yang sia-sia
- Jejak
masa lalu
- Ujian
kesabaran
- Fitnah
lebih kejam daripada pembunuhan
- Bahaya
pornografi
- Tamu
istimewa dari Amerika
- Ketika
Fiona bersyahadat
- Tadabbur
di Bromo
- Merindu
Baginda Nabi
- Koma
- Kesetiaan
dan kerinduan
QUOTES
"Kecanduan pornografi dan narkoba sama
merusaknya. Tetapi kecanduan pornografi 2x - 3x lebih merusak. Narkoba merusak
tiga bagian otak, sedangkan pornografi merusak lima bagian otak, diantaranya
insula hipocampus, nucleus accumbens, orbitofrontal, cerebellum, dan cyrus
cingalute." - hlm. 102
"Demi berjumpa dengan Baginda Nabi SAW, demi
mencari kebenaran dan menemukan islam, Salman Al Farisi sampai pernah menjadi
budak, jadi hamba sahaya. Begitu bersyahadat, Salman Al Farisi dicatat termasuk
golongan orang-orang beruntung nan mulia." - hlm. 132
Dalam musnad Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda,
"Beruntunglah orang-orang yang pernah melihatku kemudian beriman kepadaku
dan beruntunglah orang-orang yang beriman kepadaku padahal ia tidak pernah
melihatku". Hal tersebut diucapkan hingga 7x. - hlm. 151
Tujuh anak yatim yang menjadi orang hebat, diantaranya
Rasulullah SAW, Imam Syafi'i, Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani, Syaikh Said
An-Nursi, dll. - hlm. 164
PERSPEKTIF SAYA
Ini merupakan sebuah buku fiksi, namun tak dapat
dipungkiri lagi bahwa buah karya kang Abiq itu nggak pernah mengecewakan. Meski
harus saya akui, untuk novel tipis ini masih belum se-greget Ayat-ayat Cinta, Api
Tauhid, Bumi Cinta, atau bahkan Pudarnya Pesona Sang Cleopatra. Tapi dari buku
ini, terdapat sebuah pesan dari orangtua asuhnya sangat menggema dalam dada: “Jangan
membuat malu baginda Nabi SAW”. MashaaAllah. Sebuah idealisme
kehidupan yang mestinya kita terapkan. Lekat dalam benak saya, motivasi
terbesar saya (yang selalu saya coba ingat) dalam menjalani setiap urusan dunia
itu ya bermuara pada Rasulullah SAW. Seperti “Nggak rapi? Malu dong, masa
umatnya Rasulullah SAW nggak rapi.”. Jadi ya berusaha menjaga nama baik
utusan-Nya tersebut. Apalagi Rasulullah SAW ini jelas-jelas sangat mengkhawatirkan
kita, umat-Nya, yang bahkan tidak pernah bertatap muka.
Selamat menikmati
bukunya!
0 komentar:
Post a Comment
Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih