Kamis,
10 Mei 2018
Wanita dan Ramadhan
Kamus (Kajian Muslimah Online)
Ramadhan by PPI Turki
via WhatsApp
Pembicara: Nabila Hayatina
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalammualaikum
wr wb.
Menjemput
berjuta pahala di bulan Ramadhan, Untukmu Muslimah Berhalangan. Tentu saja
bisa. Karena haidh bukanlah halangan atau hambatan, tapi justru tantangan untuk
muslimah meraih pahala lebih dibandingkan kaum lelaki. Haidh disiapkan, semata
adalah tanda bahwa kita akan melahirkan generasi, haidh juga merupakan momen
dimana para wanita sekaligus melatih kondisi batin saat nanti mendidik anak dan
menjadi pendidik keluarga. Jadi sebenarnya haidh, adalah medan
tarbiyah/pendidikan. Dimana Allah mendidik wanita agar lebih bersabar dan kuat.
Lalu,
bagaimana jika muslimah haidh di bulan puasa?
Alhamdulillah,
pada awal kita menyadari masa haidh telah datang, dan kita bersabar padahal
kita sudah berpuasa dan kita baru menyadari haidh datang, dan kita bersahbar, maka
pintu pahala mulai terbuka.
Hal-hal
yang tidak boleh dilakukan bagi wanita muslimah haid adalah;
1.
Berpuasa
2.
Shalat
3.
Thawaf di Kabah
4.
Itikaf dan berdiam diri di masjid
5.
Menyentuh mushaf
6.
Membaca Al Quran (ikhtilaf ulama. ada yang membolehkan dan ada yang tidak)
7.
Hubungan intim
Haidh,
agar masa haidh kita berpahala, agaknya pada masa awalnya kita mestilah
memahami bahwa itu adalah kodrat wanita. Ia training dan latihan.
Amalan-amalan
yang bisa dilakuakn di bulan puasa:
1.
Menyiapkan sahur dan berbuka
2.
Menjauhi yg dilarang agama
3.
Perbanyak berdoa dan dzikir disiang hari
4.
Amar makruf nahi munkar terutama keluarga dan kerabat
5.
Ingatkan saudara, teman agar sentiasa melakuakn amalan sunnah (dhuha, Tahajud,
tarawih)
6.
Sibukkan diri kita dengan menuntut ilmu (tafsir, shirah nabawiyah, hadits dsb)
7.
Dzikir malam dan pagi
8.
Menghindari Ghibah
9.
Hindari hal-hal yang syubhat (TV, infotainment dan sejenisnya)
Memperbanyak
doa, istighfar dan shalawat tentu menjadi ladang besar bagi wanita haidh.
kenapa? Sudahlah di bulan Ramadhan, pun sedang sakit. Haidh bisa dikatakan
bahwa kita sedang sakit, dan rasul mengatakan, doanya orang sakit maqbul
insyaAllah.
Wallahualam
bishawwab.
Q&A
TERMIN 1
1. Niat
puasa jika lupa dsb.
Jawab:
Bisa. Niat yang sudah
terbesit dalam hati dihitung niat. Niat yang harus dan wajib diucapkan niat haji dan
Umroh.
2. Mana
yang lebih shahih dalam pendapat membaca Al Quran?
Jawab:
Hadits yang menjelaskan larangan
wanita memegang mushaf jelas. Tapi banyak perbedaan ulama.
a. Diantara yang
melarang adalah dasar hadits dan dalil Al Quran "Laa Yamasuhu illal
muthaharuun" Tidak boleh memegang (al Quran kecuali yang suci)
b. Yang
membolehkan, alasannya:
- Wanita
banyak di neraka dan mafsadat qalbu sangat banyak. Jika dekat dengan Al Quran
maka maslahat dekat dengannya.
- Dalam ilmu
Hadits dikatakan boleh, jika dalam rangka belajar.
- Tidak
langsung memegang tapi menggunakan kain atau sejenisnya (sarung tangan) atau
via gadget.
Semua
pendapat bisa kita pegang dan hormati. Wanita akan lebih banyak melakukan hal
tidak berguna, belum lagi kondisi jiwa yang naik turun, maka dekat dengan al
Quran kala haid akan membantu mengondisikan jiwa. Tentu dengan menjaga adab
saat membaca Al Quran. Tapi jika lingkungan dan keluarga tidak mendukung atau
tidak setuju, maka ikutilah dan hormatilah. Karena kita masih bisa membaca dan
mendalam al Quran dengan belajar tafsir.
3. Rukun
mandi wajib dan syaratnya
Jawab:
Dari Aisyah, istri Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian
beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Lalu beliau memasukkan
jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian
menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya
sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengguyurkan air ke seluruh badannya.” (HR.
Bukhari no. 248 dan Muslim no. 316)
Maka, harus mengalirkan
air tapi tidak perlu keramas pakai shampo. Cukup menyiramkan air ke atas
kepala.
Tentang tilawah Al Quran, boleh
keduanya. Tapi tergantung targetan yang dikejar.Yang utama adalah perbanyak
membaca Al Quran.
Wallahualam
TERMIN 2
1. Apakah
kita wajib menghentikan sahur saat adzan subuh berkumandang, ataukah kita
diperbolehkan makan dan minum sampai muadzin selesai dari adzannya?
Jawab:
Berdasarkan arti dan
makna puasa, yaitu menahan diri, menahan hawa nafsu, menjauhkan diri dari makan
dan minum dan tidak berhubungan suami istri dari terbit fajar hingga maghrib.
Fajar ditandai dengan masuknya adzan subuh, dam maghrib untuk berbuka ditandai
dengan adzan pula. Maka, hendaknya dihentikan.
2. Saya
pernah mendengar begini, kalau mau tahajud setidaknya tidur (benar-benar tidur)
walau hanya sebentar. Sementara Ramadhan ini waktu malam sangat sebentar. Kalau
tidur kebablasan sahurnya. Apakah mesti tidur untuk tahajud? Atau boleh tahajud
langsung?
Jawab:
Menurut para ulama,
tahajud artinya menunaikan shalat setelah tidur. Tapi Al Hajjaj RA mengatakan
seseorang yang bangun kemudian berdiri shalat hingga subuh maka ia dikatakan
sudah tahajud.
Tapi ada juga Qiyamul
lail, yang artinya menghidupkan malam. Segala ibadah yang dilakukan dikala
malam, kapanpun, dalam bentuk shalat atau membaca al-quran dan dzikir, maka ia
disebut Qiyyamul lail.
Kita bisa menghidupkan
malam kita dengan qiyyamul lail. Para ulama biasa menghabiskan sempitnya malam
dengan berlama shalat dan membaca Al Quran.
3. Waktu
masuk Subuh kalau di Turki ini ada tandanya kah?
Kalau memang ada, mungkin
pertanyaan ini bisa dipakai buat puasa di luar Ramadhan. Kan kalau di luar
Ramadhan, adzan Subuh biasanya dikumandangkan setengah jam-an dari waktu Subuh.
Nah kalau untuk puasa, batas sahur kalau kita lihat di website Diyanet (translate: Kementrian Agama di
Turki), dengan waktu di aplikasi shalat misalnya, kadang berbeda, itu gimana? Kita
ikut yg mana? *waktu Subuh untuk bulan Ramadhan
Jawab:
Di Turki waktu masuk subuh sesuai
dengan waktunya. Yang biasanya waktu imsak (adzan subuh) nya di luar Ramadhan setengah
jam setelahnya, kalau ramadhan tidak begitu. Sesuai dengan waktu imsak. Dan
langsung adzan.
TERMIN 3
1. Misal
puasa Ramadhan / qadha, misalnya bangun tidur kita langsung makan, minum
Kan azan di Turki ini
ganti-ganti terus ya, sebelumnya kita ngira azan seperti hari-hari sebelumnya,
misalnya jam 04.15
Bangun tidur kita makan,
minum.. Setelah makan ternyata kita lihat waktu menunjukkan pukul 4.15 ternyata
hari itu jadwal azannya jam 04.13.. Itu gimana ya, apakah kita meneruskan
berpuasa atau dibatalin aja?
Jawab:
Lanjutkan aja. Allah
insyaAllah lebih tahu dan mengampuni. Berdasarkan hadits Arbain, bahwa ada tiga
hal yang Allah ampuni didalamnya; Salah karena tidak tahu, lupa, dan terpaksa.
2. Bagaimana
jika wanita haid menjadi suci di siang hari bulan ramadhan?Apakah harus
langsung menghentikan makan minum dan segala hal pembatal puasa?
Jawab:
Gak perlu. Karena dia tidak
berpuasa dari fajar yg artinya syarat dan rukunnya belum terpenuhi.
Hutang puasa / qadha
berlaku atas hari itu.
3. Mandi
wajib dulu tetapi tidak sahur atau sahur tetapi mandi wajibnya setelah adzan
subuh. lebih baik yg mana ya ka?
Jawab:
Sahur itu sunnah muakkadah. Amat baik
mesti hanya dengan segelas air. Baiknya ada asupan sahur sedikit (dalam rangka
ibadah sunnah dan bekal energi meski sedikit) kemudian mandi wajib sebelum
masuk subuh. Tapi jika amat mepet, maka baiknya dahulukan mandi wajib, dan
insyaAllah kita minta sama Allah agar dikuatkan.
Closing
Statement
Banyak
saudara saudara kita yang telah mendahului kita kematiannya, sedih dan
menyesal. Berharap agar bisa dikembalikan ke dunia, hanya untuk bertemu
Ramadhan.
Maka,
semoga Ramadhan kali ini, jika pun ia Ramadhan terakhir, smoga kelak ia lebih
baik dari yang lalu, dengannya kita menjadi taqwa. Kita berharap ia-nya kan
membela kita, di akhirat nanti. Jika pun ia bukan Ramadhan terakhir kita,
semoga kelak kita menjadi wisudawan terbaik Ramadhan hingga Ramadhan depan bisa
lebih baik.
0 komentar:
Post a Comment
Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih