*

Pages

Monday, 21 May 2018

Maryam el-Moquadassa (France) atau Sayyidah Maryam atau The Blessed Saint Mary

Judul                     : Sayyidah Maryam
Durasi                    : 1 jam per episode
Episode                  : 7 episode
Bahasa                   : Persia
Subtitle                 : Indonesia
 



Pada suatu zaman hiduplah nabi Zakariya AS yang hidup sebagai tukang kayu dan seatap dengan seorang istri yang bernama Elizabeth dan adik ipar, yakni Hanna yang merupakan istri dari Imran.
Saat itu beredar kabar akan lahirnya al-Masih yang akan menjadi keturunan dari Imran. Raja Yerusalem yang saat itu sedang memimpin, Herodes I, merasa sangat ketakutan. Sehingga berhajat untuk membunuh bayi tersebut. Istri Imran, Hanna, bernazar untuk mengirimkan anaknya tersebut ke tempat ibadah.
Akhirnya hari yang dinantikan pun tiba. Nabi Zakariya AS menyambutnya dengan penuh rasa bahagia. Tak ayal, hal ini pun menjadi buah bibir bagi masyarakat sejagat raya. Karena diyakini bahwa al-Masih akan menjadi penyelamat bagi bangsa Yahudi dari segala perkara pelik yang tengah terjadi.
Namun, yang terjadi sungguhlah mencengangkan. Karena Hanna melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik dan menentramkan. Ia diberi nama Maryam. Masyarakat merasa tertipu akan ramalan kelahiran al-Masih dan mulai membalikkan badan dari keluarga nabi Zakariya AS. Ramalan mengenai kelahiran al-Masih merupakan hal yang pernah diungkapkan oleh Imran sewaktu masih hidup.
Sang Ibu, Hanna, merasa sedikit kecewa karena tidak memenuhi ramalan tersebut. Namun nabi Zakariya AS menjelaskan bahwa al-Masih akan terlahir dari seorang ibu yang luar biasa. Nabi Zakariya AS yakin bahwa yang terlahir adalah ibu dari Sang Masih.
Para pendeta Yahudi di rumah ibadat menuduh-nuduh nabi Zakariya AS adalah seorang pendusta. Kenabiannya pun mulai diragukan oleh masyarakat sekitar.
Nathan, adalah murid dari nabi Zakariya AS yang mulai meragukan Imran dan ramalannya. Kekhawatiran akan diterima atau tidaknya Maryam di rumah ibadat mulai bermunculan. Hanna ingin memenuhi nazarnya dan membawa bayinya ke Yerusalem, ke tempat ibadat. Sayangnya, pendeta Yerusalem menolaknya. Masyarakat mencacinya. Meskipun begitu, nabi Zakariya AS memberikan kabar gembira bahwasanya nazarnya diterima. Maryam baru dapat dikirimkan kemudian. Nabi Zakariya AS pun mendapatkan wahyu untuk selalu menjaga Maryam dari segala kejahatan syaitan.
Tibalah Maryam pada usia layak untuk menjadi pelayan rumah ibadat. Usia 6 tahun. Keadaan saat itu pula para pendeta semakin haus akan riba dan menghalalkan segala bentuk riba dengan mengatasnamakan agama. Seluruh pendeta berdebat tentang akan hadirnya wanita ke tempat ibadat. Yang tidak bersepakat ini mengadu kepada raja. Hanya saja raja menyepakatinya.
Hari-harinya di rumah ibadat sangatlah berat. Tak ayal para pendeta memberikan tugas yang sangat berat bahkan memberikan hukuman fisik kepada Maryam. Padahal ia baru saja berusia 6 tahun. Hingga suatu hari pertanyaan yang sangat menggores hati ini terlontar dari mulut Maryam,
“Bagaimana bisa orang dewasa saling membenci. Membenciku. Tanpa aku tahu apa salah dan dosaku. Padahal aku sangat menyayangi mereka.”, seraya ingin menangis.
Perpisahan dengan seorang buah hati tidak semudah yang dibayangkan, Hanna sakit berat sepeninggalan Maryam. Kerjaannya hanya melamun saja. Mengingat-ngingat anaknya. Hingga suatu hari saudarinya menyarankan ia untuk menemui Maryam. Pergilah Hanna ke Yerusalem. Namun, dia tidak ingin menampakkan wajahnya didepan adinda tercintanya itu. Ia hanya dapat mendengar suaranya. Tepat setelah mendengar suarnya ia pun bertolak pulang. Berpulang kepada Yang Kuasa.
Maryam dewasa semakin tawadhu’ dan menyayangi Tuhan dan agamanya. Ia selalu mengasihi orang yang membutuhkan. Namun ujian bagi Maryam tidak terhenti sampai disitu. Saudari dari Ibunya, yang mana merupakan istri dari nabi Zakariya AS yang diketahui mandul, terus menerus dicecar akan kekurangannya oleh wanita-wanita Yahudi. Hingga membuatnya sangat tertekan. Hingga datanglah suatu mukjizat, istrinya dapat mengandung lagi. Dan Allah wahyukan untuk memberikannya nama Yahya. Nabi Yahya AS.
Puncak konfliknya adalah nabi Zakariya AS merasa bahwa rumah ibadat tak lagi aman bagi Maryam. Hingga ia pun melarikannya pulang. Namun, Maryam tidak pulang kerumahnya. Karena beberapa saat sebelumnya Maryam mendapatkan wahyu dari malaikat Jibril bahwasanya al-Masih akan terlahir dari rahimnya. Dan ruh tersebut telah ditiupkan. Sehingga Maryam mengandung meski dalam keadaan suci. Banyak mukjizat yang diterima Maryam. Setelah ia melahirkan al-Masih, Maryam mendapatkan wahyu untuk kembali ke Yerusalem, ke rumah ibadat. Dan Allah meminta Maryam untuk bernazar tidak berbicara, dan biarkan bayinya yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan orang-orang yang kufur tersebut.
Kebahagiaan bagi orang-orang yang telah berpaling dari nabi Allah. Kedatangan Maryam dan bayinya dianggap sebagai pertanda kemenangan bagi mereka. Setelah puas mencaci maki, Maryam mempersilahkan pendeta-pendeta tersebut untuk bertanya pada bayinya. Seraya tertawa merendahkan, pendeta Yasacar pun bertanya,
“Wahai bayi, perkenalkanlah dirimu pada kami semua.”
Bayi tersebut pun menjawab pertanyaan pendeta Yasacar. Suaranya membuat orang-orang kufur jatuh tak percaya. Beberapa orang berusaha melarikan diri. Tapi bagi beberapa orang yang masih menyisakan iman di hatinya tetap disana seraya menghormati kedatangan al-Masih.
Selesai.


Image source:
http://www.nurmuhammad.com/pbuh/wp-content/uploads/MaryamIslam1.jpg







Share:

0 komentar:

Post a Comment

Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih

Search in This Blog

Pesan untuk Penulis

Name

Email *

Message *

Archives

Another Blog

Blog Archive

Tulisan Terbaru!

Witsqa Masak: Yumurtali Patates

DISCLAIMER!  Witsqa Masak merupakan kumpulan resep yang terhitung berhasil untuk dipraktekkan oleh saya. Sumber resepnya sendiri bisa berasa...