Durasi : 1 jam per episode
Episode : 7 episode
Episode : 7 episode
Bahasa : Persia
Subtitle : Indonesia
Pada suatu zaman hiduplah nabi Zakariya AS yang
hidup sebagai tukang kayu dan seatap dengan seorang istri yang bernama
Elizabeth dan adik ipar, yakni Hanna yang merupakan istri dari Imran.
Saat itu beredar kabar akan lahirnya
al-Masih yang akan menjadi keturunan dari Imran. Raja Yerusalem yang saat itu
sedang memimpin, Herodes I, merasa sangat ketakutan. Sehingga berhajat untuk
membunuh bayi tersebut. Istri Imran, Hanna, bernazar untuk mengirimkan anaknya
tersebut ke tempat ibadah.
Akhirnya hari yang dinantikan pun tiba. Nabi
Zakariya AS menyambutnya dengan penuh rasa bahagia. Tak ayal, hal ini pun
menjadi buah bibir bagi masyarakat sejagat raya. Karena diyakini bahwa al-Masih
akan menjadi penyelamat bagi bangsa Yahudi dari segala perkara pelik yang
tengah terjadi.
Namun, yang terjadi sungguhlah
mencengangkan. Karena Hanna melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat
cantik dan menentramkan. Ia diberi nama Maryam. Masyarakat merasa tertipu akan
ramalan kelahiran al-Masih dan mulai membalikkan badan dari keluarga nabi
Zakariya AS. Ramalan mengenai kelahiran al-Masih merupakan hal yang pernah
diungkapkan oleh Imran sewaktu masih hidup.
Sang Ibu, Hanna, merasa sedikit kecewa
karena tidak memenuhi ramalan tersebut. Namun nabi Zakariya AS menjelaskan
bahwa al-Masih akan terlahir dari seorang ibu yang luar biasa. Nabi Zakariya AS
yakin bahwa yang terlahir adalah ibu dari Sang Masih.
Para pendeta Yahudi di rumah ibadat
menuduh-nuduh nabi Zakariya AS adalah seorang pendusta. Kenabiannya pun mulai
diragukan oleh masyarakat sekitar.
Nathan, adalah murid dari nabi Zakariya AS
yang mulai meragukan Imran dan ramalannya. Kekhawatiran akan diterima atau
tidaknya Maryam di rumah ibadat mulai bermunculan. Hanna ingin memenuhi
nazarnya dan membawa bayinya ke Yerusalem, ke tempat ibadat. Sayangnya, pendeta
Yerusalem menolaknya. Masyarakat mencacinya. Meskipun begitu, nabi Zakariya AS memberikan
kabar gembira bahwasanya nazarnya diterima. Maryam baru dapat dikirimkan kemudian.
Nabi Zakariya AS pun mendapatkan wahyu untuk selalu menjaga Maryam dari segala
kejahatan syaitan.
Tibalah Maryam pada usia layak untuk
menjadi pelayan rumah ibadat. Usia 6 tahun. Keadaan saat itu pula para pendeta
semakin haus akan riba dan menghalalkan segala bentuk riba dengan
mengatasnamakan agama. Seluruh pendeta berdebat tentang akan hadirnya wanita ke
tempat ibadat. Yang tidak bersepakat ini mengadu kepada raja. Hanya saja raja
menyepakatinya.
Hari-harinya di rumah ibadat sangatlah
berat. Tak ayal para pendeta memberikan tugas yang sangat berat bahkan
memberikan hukuman fisik kepada Maryam. Padahal ia baru saja berusia 6 tahun. Hingga
suatu hari pertanyaan yang sangat menggores hati ini terlontar dari mulut
Maryam,
“Bagaimana bisa orang dewasa saling membenci.
Membenciku. Tanpa aku tahu apa salah dan dosaku. Padahal aku sangat menyayangi
mereka.”, seraya ingin menangis.
Perpisahan dengan seorang buah hati tidak
semudah yang dibayangkan, Hanna sakit berat sepeninggalan Maryam. Kerjaannya hanya
melamun saja. Mengingat-ngingat anaknya. Hingga suatu hari saudarinya
menyarankan ia untuk menemui Maryam. Pergilah Hanna ke Yerusalem. Namun, dia
tidak ingin menampakkan wajahnya didepan adinda tercintanya itu. Ia hanya dapat
mendengar suaranya. Tepat setelah mendengar suarnya ia pun bertolak pulang. Berpulang
kepada Yang Kuasa.
Maryam dewasa semakin tawadhu’ dan
menyayangi Tuhan dan agamanya. Ia selalu mengasihi orang yang membutuhkan. Namun
ujian bagi Maryam tidak terhenti sampai disitu. Saudari dari Ibunya, yang mana
merupakan istri dari nabi Zakariya AS yang diketahui mandul, terus menerus
dicecar akan kekurangannya oleh wanita-wanita Yahudi. Hingga membuatnya sangat
tertekan. Hingga datanglah suatu mukjizat, istrinya dapat mengandung lagi. Dan Allah
wahyukan untuk memberikannya nama Yahya. Nabi Yahya AS.
Puncak konfliknya adalah nabi Zakariya AS
merasa bahwa rumah ibadat tak lagi aman bagi Maryam. Hingga ia pun melarikannya
pulang. Namun, Maryam tidak pulang kerumahnya. Karena beberapa saat sebelumnya
Maryam mendapatkan wahyu dari malaikat Jibril bahwasanya al-Masih akan terlahir
dari rahimnya. Dan ruh tersebut telah ditiupkan. Sehingga Maryam mengandung
meski dalam keadaan suci. Banyak mukjizat yang diterima Maryam. Setelah ia
melahirkan al-Masih, Maryam mendapatkan wahyu untuk kembali ke Yerusalem, ke
rumah ibadat. Dan Allah meminta Maryam untuk bernazar tidak berbicara, dan
biarkan bayinya yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan orang-orang yang kufur
tersebut.
Kebahagiaan bagi orang-orang yang telah
berpaling dari nabi Allah. Kedatangan Maryam dan bayinya dianggap sebagai
pertanda kemenangan bagi mereka. Setelah puas mencaci maki, Maryam
mempersilahkan pendeta-pendeta tersebut untuk bertanya pada bayinya. Seraya tertawa
merendahkan, pendeta Yasacar pun bertanya,
“Wahai bayi, perkenalkanlah dirimu pada
kami semua.”
Bayi tersebut pun menjawab pertanyaan
pendeta Yasacar. Suaranya membuat orang-orang kufur jatuh tak percaya. Beberapa
orang berusaha melarikan diri. Tapi bagi beberapa orang yang masih menyisakan
iman di hatinya tetap disana seraya menghormati kedatangan al-Masih.
Selesai.
Image source:
http://www.nurmuhammad.com/pbuh/wp-content/uploads/MaryamIslam1.jpg
0 komentar:
Post a Comment
Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih