Cengeng!
Saya adalah pribadi yg lembut namun
keras. Cengeng namun terkadang tegar. Itulah hal yang tepat yang dapat mendeskripsikan
diri saya ini.
Tak terasa, tahun ini telah memasuki
tahun ketiga saya di tanah utsmani, Turki, Alhamdulillah saya mendapatkan
kesempatan untuk dapat pulang ke tanah air, setelah menanti selama hampir lebih
kurang dua tahun, hanya sekedar untuk melepas rindu terhadap sanak saudara,
terutama dengan keluarga kecil saya. Meski terasa sangatlah singkat, namun
sangat berarti bagi saya. Tapi.... ada yang berbeda pada ritual perpisahan kali
ini.
21 Agustus 2013, adalah kali pertama
bagi kami untuk saling mengikhlaskan satu sama lain. Ada pepatah yang
mengatakan bahwa, “Yang meninggalkan akan lebih ringan, dibandingan dengan yang
ditinggalkan”, namun nampaknya hal tersebut tidak berlaku bagi saya. Beberapa
hari sebelum keberangkatan demi menimba ilmu, saya dan ibu saya saling
mengikatkan janji,
“Kamu gak boleh nangis pas di bandara, kalau kamu menangis,
hati ibu bakalan goyah buat ngikhlasin kamu studi disana.”, ujarnya singkat
tanpa mau menunjukkan ekspresi hati yang sesungguhnya.
Alhamdulillah, saat itu saya berhasil.
Kepulangan pertama saya ketika telah menimba ilmu selama kurang lebih dua
tahun, singkat namun tetap harus disyukuri. Karena tidak semua orang
mendapatkan kesempatan emas seperti saya ini. ketika kami dihadapkan dengan
perpisahan (lagi), hari itu bertepatan pada tanggal 20 Juni 2015 dini hari,
saya yang harus memasuki gates maksimum pukul 6 pagi, memutuskan untuk sedikit berlama-lama,
dan memasuki gates pada pukul 5.30 saja. Ayah, ibu, adik, kakak, beserta kakak
ipar saya mengantar saya sampai ke bandara hari itu. Saya beserta ibu dan ayah
yang telah melaksanakan shalat shubuh bergantian dengan kakak, kakak ipar, dan
adik saya untuk menjaga dan menunggui barang bawaan saya. disitu saya hanya
diam, memandangi ayah, TIDAK! Saya bahkan tidak berani menatap wajah kedua
orangtua saya. semua terasa begitu singkat. Apakah dalam kurun waktu kurang
dari dua bulan tersebut saya sudah maksimum membahagiakan orangtua saya? apakah
saya telah berhasil membayar hutang-hutang eksistensi saya selama dua tahun
terakhir? Apakah..? apakah…?
Berat, sangat berat. Namun sebuah suara menyadarkan saya,
“Kalau mau nangis, nangis aja, jangan ditahan.”, ujar suara lembut yang
selalu memberikan saya motivasi hebat.
Tanpa mengeluarkan sepatah katapun sontak saya menangis, diiringi
kedatangan pelukan lembut nan hangat dari ayah tercinta. Sekian detik saya
memeluk ayah hingga saya merasa tenang. Saya tak mau membawa air mata ke
hadapan ibu saya, saya tak punya nyali untuk sekedar menatap matanya, lantas
saya memeluknya. Wajah ibu yang cantik dan lembut itu memerah, bukan karena
marah, mungkin ia sedang menahan tangis dalam dadanya. Yang itu akan
menyesakkan dada saya juga.
Semua mata tertuju pada kami. Hey! Ini bukan telenovela! Apalagi drama
korea! Tak kuhiraukan. Saya tak peduli. Saya peluk kakak, adik, serta kakak
ipar saya secara bergantian. Tak lupa saya menitipkan kedua orangtua saya pada kakak ipar saya. semua
berusaha menenangkan. Dan, kata-kata ibu semakin terngiang,
”Jangan bersedih. Pulanglah ke Turki dengan bahagia. Semangat baru untuk
menuntut ilmu.”, nasihatnya berkali-kali tepat beberapa hari sebelum kepulangan
saya ke Turki.
Yap, hari itu berlalu begitu saja. Sesampainya saya di pesawat, saya
masih merasa tidak percaya. Saya membuka file gallery di telepon genggam saya,
seraya berkata,
“Baru kemarin foto-foto ini diambil. Senyum-senyum kami bersatu dalam
sebuah gambar. Dapatkah saya melihat senyum-senyum ini secara langsung
(lagi)?”, ucapku dalam hati.
Baru satu foto yang kubuka, namun hati ini tak sanggup untuk melihat yang
lainnya. Menetes air mata ini di pipi, tak tertahankan. Kuputuskan untuk
melihatnya nanti saja, ketika hati ini lebih kuat menerima kenyataan bahwa kami harus berpisah (lagi).
Bantu aamiin-kan do’a saya:
Ya Allah, jagalah kedua orangtua saya ketika saya sedang tidak ada di
sampingnya. Sayangilah mereka. Bahagiakanlah mereka. Jangan buat mereka
merindukan saya. izinkanlah kami untuk bertemu kembali. Aamiin. Allahumma
Aamiin..
0 komentar:
Post a Comment
Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih