*

Pages

Wednesday 10 June 2020

Diet Sosial Media dan Gadget

Pernah nggak sih kalian ngerasa penat banget? Tapi nggak tahu apa penyebabnya dan bagaimana solusinya? Disini aku bakalan share opiniku mengenai hal tersebut and how I cope with it.

Kesehatan atas pikiran kita adalah tanggung jawab dari diri kita masing-masing, setuju nggak? Di era yang semudah sentuhan jari untuk memperoleh berbagai informasi ini, nampaknya tidak selalu memberikan dampak yang positif. At least, buat aku. Hal ini aku sadari semenjak aku duduk di bangku kuliah S1, tidak ingat betul sejak tahun ke berapa, namun aku benar-benar mulai merutinkan self-detox dalam bentuk diet sosmed itu di awal tahun ketiga.

Aku merasa terlalu banyak informasi yang kuterima dengan aku membuka sosial media. Bahkan ada masanya informasi yang menurutku seharusnya aku bisa saja tidak mengetahuinya, jadi malah tahu. Contoh real-nya nih ya, di sosial media kan aku terhubung dengan teman-temanku dan ternyata dia disitu ada membagikan fotonya dengan seorang pria yang katanya kekasih hatinya. Di satu sisi, aku merasa tidak perlu mengetahui informasi semacam itu dan takutnya dari situ terpercik lah dosa meski sedikit demi sedikit. Intinya itu yang ada di mindset aku sewaktu dahulu. Kalian mungkin bakalan pikir, I was too naive. Tapi itu yang benar-benar aku pikirkan saat itu.

Aku nggak merutinkan diet sosmed-ku secara teratur sih. Hanya jika sudah mulai merasa overflowing by informations yang ditandai dengan emosi kurang stabil dan hilangnya kedamaian dalam pikiran. I stop for awhile. Lebih dari itu nggak hanya diet sosmed, aku juga lakukan diet gadget (utamanya handphone). Biasanya maksimal aku nggak lihat handphone itu sampai tiga hari (dengan kondisi memang tidak ada hal penting yang sedang kukerjakan yang menuntut koordinasi dengan orang lain), tapi untuk diet sosmed minimal durasinya selama satu minggu. Setelah itu biasanya aku merasa lebih segar lagi.

Tanpa disadari, banyak banget hal yang lebih bermanfaat yang kulakukan ketika diet sosmed dan gadget. Aku bisa lebih banyak bermuhasabah / berkontemplasi, banyak membaca (baik itu buku, berita maupun artikel), dan masih banyak lagi.

Aku mencoba mengidentifikasi lagi, apakah itu dikarenakan aku terlalu banyak bermain sosial media? Tidak juga. Aku mengatur batas waktu untuk tiap jenis aplikasi yang kugunakan. Yaaaa suka ngelanggar juga sih (soalnya alokasi waktu yang aku kasih hanya 1 jam untuk sosmed itu, guys wkwk), tapi aku merasa masih dalam batas manusiawi. Mungkin karena memang informasi-informasi telah terlalu bertumpuk di kepalaku tanpa kusadari, atau kondisiku pada saat itu sedang banyak yang harus dikerjakan, idk either. Kalau diilustrasikan, saat-saat seperti itu kepalaku itu isinya seperti benang yang kusut. Sehingga beberapa waktu berjarak dengan mereka adalah sebagai upaya untuk mengatur benang kusut tersebut agar kembali rapi dan lurus.

Ingat sekali ketika berkesempatan untuk diskusi dengan beberapa kakak angkatanku (ciwi-ciwi) saat S1 dulu, kami membahas tentang platform instagram. Seorang kakak kelasku mengatakan dengan penuh antusias bahwa instagram itu untuk refreshing. Scroll scroll untuk refreshing. Kemudian aku mengemukakan pendapatku yang sebaliknya, bahwa terkadang ia menambah kepenatan. Namun nampaknya aku minoritas disitu wkwk, bahkan hanya aku saja yang memiliki perspektif seperti itu. Oh iya, kenapa mesti banget aku mention kalau aku diskusi dengan ciwi-ciwi aka perempuan? Karena cara berpikir perempuan dan laki-laki itu jauh berbeda, katanya. Bisa jadi menurut laki-laki, hal sepele seperti ini mah bodo amat, yaaa aku nggak tahu.

Mungkin kalian bakal mikir, "njeh Witsqa ribet amat, yaudah close aja tuh sosial media."
Aku udah pernah lakukan itu berkali-kali, bukan karena engaging yang membuat aku kembali membukanya, tetapi dikarenakan masih ada kewajiban yang mengharuskanku memiliki sosial media dan banyak juga akun-akun yang aku ikuti dan memberikan faedah yang cukup banyak, yang nggak bakal lama aku temukan jika hanya mengurut dari buku bacaan. That's it. Mungkin aku yang harus lebih mengontrol diri aja dan menyaring informasi-informasi yang aku terima. Aku masih butuh banyak belajar. Apakah kalian memiliki pendapat?

Ini ceritaku, nggak ada yang benar dan nggak ada yang salah, yang ada hanya yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan, setuju?!

Wallahu a'lam
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih

Search in This Blog

Pesan untuk Penulis

Name

Email *

Message *

Another Blog

Tulisan Terbaru!

Witsqa Masak: Yumurtali Patates

DISCLAIMER!  Witsqa Masak merupakan kumpulan resep yang terhitung berhasil untuk dipraktekkan oleh saya. Sumber resepnya sendiri bisa berasa...