*

Pages

Monday, 12 October 2015

Cerita FABA

Bismillah…
Apa kabar, kawan-kawan? Semoga selalu sehat yaaaaa J

Sebelumnya saya pernah membahas mengenai sebuah Komunitas Bahasa di Bandung yang bernama Fakta Bahasa Bandung.
Alhamdulillah di liburan musim panas 2015 kemarin saya diberikan kesempatan untuk bisa mengamalkan ilmu yang saya miliki, yakni mengajarkan Bahasa Turki. Melalui komunitas tersebutlah saya dapat mewujudkan salah satu keinginan saya untuk dapat men-transfer-kan ilmu yang semoga akan menjadi berkah dan penuh manfaat.

Beberapa hari setelah saya mendaftarkan diri dengan mengisi form, memberikan CV (eh ngasih CV gak ya… Lupa hehe), serta mengirimkan silabus Bahasa Turki, saya harap-harap cemas, akankah ada yang mendaftar untuk belajar Bahasa Turki.
Hingga ayah saya berkata, “De, jumlah siswa yang daftarnya ada dua puluh orang de, harus siap ya..”, ujarnya sangat yakin.
“Kok ayah bisa tau sih? Ade aja gak tahu. Lihat darimana? Internet?”, tanyaku penasaran.
“Ada lah dari internet”, jawabnya.
Setelah perbincangan kami detik itu, saya mulai menguatkan mental saya, jikalau nantinya ternyata akan banyak ataupun sedikit orang yang belajar Bahasa Turki. Saya memang suka mengajar / sharing / apapun itu yang berkaitan dengan menyebarkan ilmu, namun jujur, saya sama sekali tidak tahu-menahu mengenai metode pengajaran yang efektik, efesien, baik dan menarik. Maka dari itu saya berusaha mencari metode yang baik dengan memposisikan diri saya sebagai seorang murid yang akan belajar Bahasa Turki dengan kondisi tidak mengenal Bahasa Turki samasekali.
Berikut adalah silabus dan PPT bahan ajar saya.
Sisanya melalui media bermacam-macam video dan aplikasi unik dan menarik lainnya.

Karena berhubung waktu yang saya miliki untuk tinggal di Indonesia tidaklah lama, hanya kurang dari dua bulan. Jadi, saya meminta sang koordinator agar bisa mempercepat pengaturan jadwal saya untuk mengajar. Yang ternyata jadwal tersebut sang tutor itu sendiri lah yang menentukannya. Saya yang sangat menghargai “Family Time”, memberikan syarat, “Saya boleh diganggu hari apa aja, asalkan jangan sabtu-minggu”, karena sabtu dan minggu adalah hari-hari dimana kami sekeluarga bisa utuh berkumpul. Dan mereka menyanggupi serta memahaminya.

Berikut adalah dokumentasi kegiatan saya tersebut.
Hari pertama ditemai oleh ibu tercinta
Hari pertama
 
Hari ke sekian

Hari ke sekian



Pertemuan terakhir




Terima Kasih. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya.
Kritik dan saran bisa dilampirkan J

Mohon maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan, karena tujuan saya hanya ingin sharing pengalaman.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih

Search in This Blog

Pesan untuk Penulis

Name

Email *

Message *

Another Blog

Tulisan Terbaru!

Witsqa Masak: Yumurtali Patates

DISCLAIMER!  Witsqa Masak merupakan kumpulan resep yang terhitung berhasil untuk dipraktekkan oleh saya. Sumber resepnya sendiri bisa berasa...