*

Pages

Tuesday, 2 June 2015

(Thicked) One of my Winter Bucket List



Bismillah…
Apa kabar, kawan-kawan? Semoga selalu sehat yaaaaa J

Merajut. Begitu mendengat kata tersebut apa yang tersibak dalam pikiran kalian? Pekerjaan yang cewek banget, iya gak sih? Saya pun merasa seperti itu.


Gambar: Material yang dibutuhkan
 Saya yang menyadari bahwa saya tergolong orang yang agak kesulitan mempelajari hal-hal yang berbau kreatifitas dan keterampilan maupun kesenian, selalu berusaha ‘memaksakan diri’ untuk melakukan hal yang berlawanan dengan pikiran yang sesungguhnya. Hati saya tak pernah meng-iya-kan akan kegiatan yang berbau keterampilan, namun saya selalu bertekad, “We never know till we never try”, seenggaknya coba dulu, baru deh kalau nanti hasilnya kurang memuaskan berarti kemampuan saya emang segitu, atau saya harus berlatih lebih keras dan lebih ulet lagi.
Semenjak saya kuliah di Turki, saya cenderung lebih senang mencoba hal-hal baru yang belum pernah saya lakukan atau temukan sebelumnya. Nah, dari teman saya. Saya mendapatkan inspirasi untuk mencoba hal yang baru lainnya. Yap, merajut. Saya mencoba merajut.
Berawal dari tahun pertama kedatangan saya yang kira-kira baru seumur jagung. Saya membuka langkah awal saya dengan membeli kebutuhan untuk merajut. Dengan motivasi, ‘Minimal saya harus bisa merajut sebuah syal untuk diri saya sendiri.’ Sangat disayangkan, saya tidak berhasil merealisasikannya di tahun pertama.
Memasuki winter tahun kedua, saya membuat daftar kegiatan dan hal yang harus saya lakukan selama winter holiday, guna menjaga tetap produktif di waktu liburan. Saya tidak pernah mau mengkhususkan waktu untuk merajut tok’ tok’ hanya merajut. Bagi saya itu akan sangat terasa membosankan. Maka dari itu saya sebut saja sebagai knitting-strategy, yep, saya selalu non-stop merajut HANYA KETIKA menonton film. Sambil nyelam minum air. Sembari menonton film, tangan saya nonstop menyambungkan rajutannya satu sama lain.
Pada awalnya terasa sangat  sulit. Hal itu membuat saya tidak terlalu fokus dengan apa yang saya tonton. Namun seiring berjalannya waktu, saya bisa menyeimbangkannya. Menonton sembari merajut. Ataukah lebih tepat disebut dengan merajut sembari menonton?
Penasaran dengan hasilnya? Tadaaaa…..beginilah hasilnya. Sentuhan akhir untuk menutup rajutan pun dilakukan oleh teman saya, Nisa. Sagol, canim.
Nah ini hasil tangan amatiran :D
 Hahaha jika dilihat secara langsung, Nampak sekali bahwa rajutan saya sangatlah tidak rapi. Tapi overall I really love it! Alhamdulillah dalam kurun waktu lebih kurang 2 bulan, saya dapat menyelesaikannya. InshaaAllah, syal tersebut dapat saya gunakan di winter mendatang.
Jadi gak sabar pengen pake syal buatan tangan sendiri di winter tahun depan J


Terima Kasih. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya.
Kritik dan saran bisa dilampirkan J
Mohon maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan, karena tujuan saya hanya ingin sharing pengalaman.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih

Search in This Blog

Pesan untuk Penulis

Name

Email *

Message *

Another Blog

Tulisan Terbaru!

Witsqa Masak: Yumurtali Patates

DISCLAIMER!  Witsqa Masak merupakan kumpulan resep yang terhitung berhasil untuk dipraktekkan oleh saya. Sumber resepnya sendiri bisa berasa...