*

Pages

Monday, 3 August 2015

Sedekah dan Lailatul Qadr

Bismillahirramanirrahim.
Assalamu ‘alaikum wr.wb.
Innal hamda liLLAH, nahmaduHU wa nasta’inuHU wanastaghfiruHU, Wa na’udzubiLLAHi min syururi anfusina wamin sayyi’ati a’malina, man yahdihiLLAH fala mudhillalah, wa man yudhlil hu fala hadiyalah. Asyhadu alla ila ha ilaLLAH wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh. Amma ba’du.

Rasulullah SAW pernah bersabda: “Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya bersedekah sepotong kurma.” (Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim).
Bertepatan dengan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan 1436H yang artinya kita sedang berada pada masa Itqun Minan Nar (masa pembebasan / dijauhkan dari api neraka).
Di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini pula, saatnya bagi kita untuk selalu bersedekah, berikan Rp. 1000,- saja setiap harinya, jadi ketika pada salah satu harinya turun lailatul qadr kita seolah-olah bersedekah setiap hari selama 84 tahun.
Berikut adalah sebuah kisah tentang sedekah yang insyaaAllah dapat kita petik hikmahnya.
Dikisahkan ada seorang ibu yang divonis berpenyakit kanker rahim stadium akhir (entah kanker Rahim, entah tumor, entah kista, saya lupa, pokoknya serem aja. Naudzubillah!). Menurut dokter pribadinya, jika mengharapkan pengobatan di Indonesia, belum dapat ditemukan solusi bagi penyakitnya tersebut, hingga akhirnya sang dokter menyarankan agar si ibu berobat ke rumah sakit yang berada di negara tetangga, yang perlengkapan kedokterannya lebih lengkap dan memadai, Singapura.
Singkat cerita, si ibu tersebut ditemani oleh suaminya bersiap berangkat menuju bandara. Dengan berbekal uang cash, ibu tersebut pun melesat bersama suaminya menuju bandar udara, dengan tujuan melakukan pengobatan ke negeri Singapura. Sepanjang perjalanan ibu tersebut hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun sembari melihat pemandangan diluar kaca jendela mobilnya. Terjatuhlah pandangannya pada seorang pengemis yang duduk di pinggiran jalan, berbaju lusuh, rambutnya berantakan tak karuan, tak dapat kita terka kapan terkhir kali ia membasuh badannya. Memprihatinkan. Sang ibu tersebut terketuk hatinya dan meminta suaminya untuk berhenti di tengah jalan secara tiba-tiba. Si ibu tersebut menghampiri sang pengemis seraya memberikan semua bekal uang yang ia bawa dari rumah tadi. Tidak tanggung-tanggung. Semuanya ia berikan. MashaaAllah. Dan akhirnya si ibu tersebut memutuskan untuk kembali ke rumah. Sang suami keheranan namun hanya menuruti kehendak istrinya tersebut.
Sesampainya dirumah, perut si ibu terasa sakit. Sakitnya maha dahsyat.
“Mungkin saya kepingin buang hajat.”, pikirnya.
Masuklah ibu tersebut kedalam toilet rumahnya, lalu tak lama kemudian.
“Paaaah…sinii… bawakan kantong plastik”, teriakan ibu tersebut memecah keheningan rumah sepi mereka.
Ternyata sakit perut yang dialami si ibu bukanlah sakit perut biasa. Karena ketika didalam toilet keluar benda lain. Hitam, besar, yang tidak dapat saya definisikan dengan baik. Ibu tersebut memberanikan diri untuk memungutnya dan menyimpannya kedalam kantong plastik.
“Ingin aku tunjukkan pada, pak dokter.”, tukasnya.
Dia yang kebingunan sekaligus penasaran, membungkus benda asing tersebut.
Keesokan harinya, ia pergi menemui dokter pribadinya untuk meng-konsultasikan apa yang terjadi pada dirinya kemarin. Setelah mendengarkan kronologi cerita dari ibu tersebut, sang dokter memutuskan untuk melihat benda asing tersebut. Sang dokter terbelalak. Lalu ia meminta si ibu untuk datang lagi esok harinya dan bermaksud ingin meneliti benda asing tersebut.
Keesokan harinya.
“Kami memiliki praduga terhadap benda asing tersebut. Tapi hari ini ibu harus diperiksa dulu ya.” , instruksi dari dokter.
Setelah ibu tersebut memriksakan dirinya, sang dokter menginginkan ibu tersebut kembali datang minggu depannya.
Satu minggu kemudian.
Dokter memberikan kabar yang cukup mencengangkan. Ternyata benda asing tersebut adalah kanker / tumor / kista yang berada didalam rahimnya. Dan setelah diperiksakan lagi, kanker / tumor / kista yang berada dirahim si ibu tersebut terbukti telah raib. MashaaAllah.

Terima kasih atas segala perhatiannya. Semoga bermanfaat bagi saya khususnya, bagi pembaca umumnya. Mohon maaf apabila ada banyak kesalahan. Kesalahan datangnya dari saya. Dan kebenaran hanya datang dari Allah SWT.
Rabbi audzi’ni an asykura ni’matakalladzi an’amta ‘allayya wa ‘ala wali dayya wa ‘an’amalan shalihan tardzhaahu wa adzhilni birahmatika fii ibadikasshaalihiin.. Aamiin.
Wabillahi taufik wal hidayah. Wa ridla wal inayah.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.



Bonus:


Share:

0 komentar:

Post a Comment

Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih

Search in This Blog

Pesan untuk Penulis

Name

Email *

Message *

Another Blog

Tulisan Terbaru!

Witsqa Masak: Yumurtali Patates

DISCLAIMER!  Witsqa Masak merupakan kumpulan resep yang terhitung berhasil untuk dipraktekkan oleh saya. Sumber resepnya sendiri bisa berasa...