Bismillahirramanirrahim.
Assalamu
‘alaikum wr.wb.
Innal
hamda liLLAH, nahmaduHU wa nasta’inuHU wanastaghfiruHU, Wa na’udzubiLLAHi min
syururi anfusina wamin sayyi’ati a’malina, man yahdihiLLAH fala mudhillalah, wa
man yudhlil hu fala hadiyalah. Asyhadu alla ila ha ilaLLAH
wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh. Amma ba’du.
Rasulullah
SAW pernah bersabda: “Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya
bersedekah sepotong kurma.” (Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim).
Bertepatan
dengan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan 1436H yang artinya kita sedang
berada pada masa Itqun Minan Nar (masa pembebasan / dijauhkan dari api neraka).
Di sepuluh
hari terakhir bulan Ramadhan ini pula, saatnya bagi kita untuk selalu
bersedekah, berikan Rp. 1000,- saja setiap harinya, jadi ketika pada salah satu
harinya turun lailatul qadr kita seolah-olah bersedekah setiap hari selama 84
tahun.
Berikut adalah sebuah kisah tentang
sedekah yang insyaaAllah dapat kita petik hikmahnya.
Dikisahkan
ada seorang ibu yang divonis berpenyakit kanker rahim stadium akhir (entah kanker Rahim, entah tumor, entah
kista, saya lupa, pokoknya serem aja. Naudzubillah!). Menurut dokter pribadinya,
jika mengharapkan pengobatan di Indonesia, belum dapat ditemukan solusi bagi
penyakitnya tersebut, hingga akhirnya sang dokter menyarankan agar si ibu
berobat ke rumah sakit yang berada di negara tetangga, yang perlengkapan
kedokterannya lebih lengkap dan memadai, Singapura.
Singkat
cerita, si ibu tersebut ditemani oleh suaminya bersiap berangkat menuju
bandara. Dengan berbekal uang cash,
ibu tersebut pun melesat bersama suaminya menuju bandar udara, dengan tujuan
melakukan pengobatan ke negeri Singapura. Sepanjang perjalanan ibu tersebut
hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun sembari melihat pemandangan
diluar kaca jendela mobilnya. Terjatuhlah pandangannya pada seorang pengemis
yang duduk di pinggiran jalan, berbaju lusuh, rambutnya berantakan tak karuan,
tak dapat kita terka kapan terkhir kali ia membasuh badannya. Memprihatinkan.
Sang ibu tersebut terketuk hatinya dan meminta suaminya untuk berhenti di
tengah jalan secara tiba-tiba. Si ibu tersebut menghampiri sang pengemis seraya
memberikan semua bekal uang yang ia bawa dari rumah tadi. Tidak
tanggung-tanggung. Semuanya ia berikan. MashaaAllah. Dan akhirnya si ibu
tersebut memutuskan untuk kembali ke rumah. Sang suami keheranan namun hanya
menuruti kehendak istrinya tersebut.
Sesampainya dirumah,
perut si ibu terasa sakit. Sakitnya maha dahsyat.
“Mungkin saya
kepingin buang hajat.”, pikirnya.
Masuklah ibu
tersebut kedalam toilet rumahnya, lalu tak lama kemudian.
“Paaaah…sinii…
bawakan kantong plastik”, teriakan ibu tersebut memecah keheningan rumah sepi
mereka.
Ternyata sakit
perut yang dialami si ibu bukanlah sakit perut biasa. Karena ketika didalam
toilet keluar benda lain. Hitam, besar, yang tidak dapat saya definisikan
dengan baik. Ibu tersebut memberanikan diri untuk memungutnya dan menyimpannya
kedalam kantong plastik.
“Ingin aku
tunjukkan pada, pak dokter.”, tukasnya.
Dia yang
kebingunan sekaligus penasaran, membungkus benda asing tersebut.
Keesokan harinya,
ia pergi menemui dokter pribadinya untuk meng-konsultasikan apa yang terjadi
pada dirinya kemarin. Setelah mendengarkan kronologi cerita dari ibu tersebut,
sang dokter memutuskan untuk melihat benda asing tersebut. Sang dokter
terbelalak. Lalu ia meminta si ibu untuk datang lagi esok harinya dan bermaksud
ingin meneliti benda asing tersebut.
Keesokan harinya.
“Kami
memiliki praduga terhadap benda asing tersebut. Tapi hari ini ibu harus
diperiksa dulu ya.” , instruksi dari dokter.
Setelah ibu
tersebut memriksakan dirinya, sang dokter menginginkan ibu tersebut kembali
datang minggu depannya.
Satu minggu
kemudian.
Dokter memberikan
kabar yang cukup mencengangkan. Ternyata benda asing tersebut adalah kanker /
tumor / kista yang berada didalam rahimnya. Dan setelah diperiksakan lagi, kanker
/ tumor / kista yang berada dirahim si ibu tersebut terbukti telah raib.
MashaaAllah.
Terima kasih
atas segala perhatiannya. Semoga bermanfaat bagi saya khususnya, bagi pembaca
umumnya. Mohon maaf apabila ada banyak kesalahan. Kesalahan datangnya dari
saya. Dan kebenaran hanya datang dari Allah SWT.
Rabbi audzi’ni
an asykura ni’matakalladzi an’amta ‘allayya wa ‘ala wali dayya wa ‘an’amalan
shalihan tardzhaahu wa adzhilni birahmatika fii ibadikasshaalihiin.. Aamiin.
Wabillahi
taufik wal hidayah. Wa ridla wal inayah.
Wassalamu ‘alaikum
wr. wb.
Bonus:
0 komentar:
Post a Comment
Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih