*

Pages

Tuesday, 24 February 2015

Si Nona Nekat

Bismillah…
Apa kabar nih kawan-kawan? Semoga selalu sehat yaaaaa J


Pada kesempatan kali ini saya akan share pengalaman, yang saya rasa memberikan dampak yang sangat luar biasa pada kepribadian dan diri saya. Januari 2015. Angan terbang melayang. Terbayang sudah segala kebebasan akan penatnya pelajaran kuliah selama satu semester penuh. Saatnya menghadiahi diri dengan segala kenyamanan jiwa. Bulan itu bertepatan dengan winter break. Libur yang diberikan selama kurang lebih satu bulan itu haruslah dimanfaatkan sebaik-baiknya.  Rencana demi rencana saya atur sebaik mungkin. Hasrat untuk berlibur ke kota yang lumrah didatangi ketika musim salju pun sempat terlintas dalam benak. Tapi ternyata, sebaik-baiknya dan sesempurna-sesempurnanya manusia berencana masihlah lebih indah rencana Illahi. Winter break kali ini Alhamdulillah termasuk kedalam kategori sambil nyelam minum air, disamping berlibur saya menimba ilmu dan meningkatkan kualitas diri di kota destinasi.
Bagaimana ceritanya? Simak yuk!

Berawal dari keisengan saya menge-check situs web jurusan saya, yakni jurusan Matematika di Hacettepe University (mat.hacettepe.edu.tr), mengantarkan saya kepada salah satu pengalaman berharga dalam hidup saya.
Rasa penasaran saya terlahir, dan semakin menjadi ketika menemukan informasi yang menarik dan membuat mata saya terbelalak. Saya membaca informasi dari situs web department saya itu mengenai akan diselenggarakannya sebuah konferensi yang berhubungan dengan cyber-space  di kota pelajar, Eskişehir. Eskişehir merupakan sebuah kota yang cukup kecil namun asri dengan segala kehijauannya. Kenyamanan yang disuguhkan benar-benar tiada duanya, Masha Allah atas segala anugerah terindah Illahi ini.
Kembali kepada pokok cerita, saya terus-menerus mem-follow up informasi tentang konferensi tersebut. Berita baiknya, pihak penyelenggara (Akademik Bilişim 2015) tak hanya akan menyelenggarakan konferensi, tapi juga pendidikan (kursus) sebelum konferensi . Saya sedikit kaget, karena pada kenyataannya pendaftaran untuk berpartisipasi pada konferensi dan/atau pendidikan (kursus) sebelum konferensi itu akan ditutup tepat 5 jam dari waktu saya membaca informasi tersebut. Konferensi dan/atau pendidikan (kursus) sebelum konferensi itu bertemakan cyber-space yang seperti kita ketahui agak merujuk kepada perkomputeran. Setelah membaca seluruh informasi sedetail mungkin, saya mengajak teman-teman saya untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Saya berpikir, kesempatan ini cukup langka. Konferensi dan pendidikan (kursus) sebelum konferensi yang memiliki konten sangat bagus dan GRATIS! Namun, sayang sekali dari semua teman yang saya ajak, agaknya tidak ada satupun yang tertarik. Jujur, saat itu saya sangat penasaran dan sangat berharap dapat mengikuti kegiatan yang in sya Allah akan menuai manfaat tersebut. Rasa penasaran saya itulah yang membawa saya kedalam dunia yang baru. Dunia yang belum pernah saya temui sebelumnya.
Meski hanya seorang sendiri, saya merasa sangat mantap dengan keputusan yang telah saya buat. Saya akan tetap pergi berpartisipasi dalam kegiatan tersebut meski hanya bisa mengikuti kegiatan pendidikan (kursus) sebelum konferensi yang diselenggarakan pada tanggal 31 Januari 2015 – 3 Februari 2015 saja. Saya tidak dapat mengikuti konferensi yang diselenggarakan pada tanggal 4 Februari 2015 - 6 Februari 2015 dikarenakan satu dan lain hal yang mengharuskan saya segera kembali ke rumah kedua saya di Turki, yakni Ankara.
Banyak pendidikan (kursus) sebelum konferensi yang disuguhkan, diantaranya: Kriptologi-1,  Kriptologi-2, pengenalan Linux, dan lain sebagainya. Masing-masing calon peserta dipersilahkan untuk memilih dua pilihan, dengan tujuan jika kapasitas pilihan pertama yang diajukan itu penuh, maka secara otomatis calon peserta akan didaftarkan di pilihan kedua. Saya memilih Kriptologi-1 (sebagai pilihan pertama) dan Buyuk Veri (yang saya kurang paham artinya, sebagai pilihan kedua). Besar harapan saya untuk dapat diterima di pilihan pertama.
Kenapa saya lebih memilih Kriptologi-1? Ketika dilihat dari semua daftar kursus yang tersedia, Kriptologi-lah satu-satunya kursus yang ada sedikit hubungan dengan pelajaran di jurusan saya kedepannya nanti (ada prospek kedepannya ceunah, ciyeee!). Sebelumnya saya hanya tahu info-info dasar mengenai Kriptologi, tapi ketika saya memutuskan untuk berpartisipasi dalam  kegiatan Akademik Bilişim 2015 ini, secara tidak langsung saya dituntut untuk menggali lebih dalam informasi mengenai Kriptologi itu sendiri. Hanya bermodalkan internet di telefon genggam, membawa saya menjelajahi berbagai informasi yang tak luput dari bantuan mbah gugel J
“Ilmu gratis takkan kita dapatkan dengan mudah.”, (udah mah geratis, pengen gampang lagi! Mana ada?!) Kalimat tersebut menggambarkan keadaan saya saat itu. Yap, baik konferensi maupun pendidikan (kursus) sebelum konferensi itu memanglah tok-tok’an gratis. Namun, yang gratis belum tidak dapat kita dapatkan secara instan. Mengapa? Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketika itu saya mendaftarkan diri untuk mengikuti kursus Kriptologi-I dan Alhamdulillah diterima. Eits! Tidak berhenti sampai disitu. Untuk dapat bergabung secara resmi, kami semua diharuskan mengikuti serangkaian test secara online. Saya mengikuti setiap instruksi yang disampaikan melalui mailing- list, yang jujur saya agak katrok sama yang begituan. Yang saya ketahui mailing-list atau yang lebih nge-trend disebut dengan milis itu adalah sebuah fitur dari email yang mewadahi komunikasi sebuah kelompok (titik!). Saat itu adalah kali pertama bagi saya ber-mailing list ria, padahal saya tidak paham betul bagaimana cara kerja sesungguhnya dari sebuah fitur email tersebut. Seiring berjalannya waktu, saya mulai memahami cara kerja milis tersebut, Alhamdulillah sekali ya J
Panitia Akademik Bilişim 2015 tersebut menyiapkan lebih dari 30 buah pertanyaan mengenai Kriptologi yang mana saya hanya bisa menjawab 5 pertanyaan awal saja. Menyedihkan sekali! Namun, saya sudah memiliki tekad yang bulat, “Never mind start with Zero, let’s prepare for fulfilling with new knowledges.”, in sya Allah, semoga Allah SWT memberkahi segala apa yang saya lakukan. Aamiin. “Cause we never know till we never try” (dikutip dari Buku Sinar Dunia :P).
Setelah melaui proses yang cukup panjang dan mengikuti segala instruksi yang diberikan. Segala bentuk penyeleksian via online dilakukan, ALHAMDULILLAH SAYA RESMI DITERIMA! Surat keterangan tanda saya diterima telah dikirimkan melalui e-mail. Saya bisa pergi ke Eskişehir! Yeayyyy!!! Sungguh kebahagiaan tak terkira, tak lupa syukur saya ucapkan ke hadirat-Nya. Lalu saya segera bergegas menyelesaikan segala urusan di Ankara, sebelum saya beranjak dari Ankara, sehingga ketika saya di Eskişehir saya tidak perlu memikirkan segala urusan yang ada di Ankara. Saya segera membeli sebuah tiket kereta api express, demi menghindari kehabisan tiket jika terlalu mendekati hari H.
Semakin dekat menuju hari keberangkatan saya ke Eskişehir. Sedikit demi sedikit keraguan mulai bermunculan. Rasa sedih dan tidak tega untuk meninggalkan seorang sahabat saya, Nur Annisa Fitri di Ankara menjadi salah satu hal yang sedikit memberatkan keputusan saya ini. Ketika sedang berjalan menuju stasiun kereta api yang terletak di Ulus, tiba-tiba, “Mundur saja wits, gak usah pergi. Mending diam aja di Ankara. Lagian disana kamu hanya akan sendiri. Belum tentu lingkungan yang ramah yang akan kamu dapati.” Begitulah bisikan-bisikan syaitan untuk membuat saya kalah sebelum perang. Tidak! Saya berteriak dalam hati. Saya tak akan menyerah. Apalagi untuk hal sekecil ini. Saya tak mau mengerjakan suatu hal setengah-setengah. Saya ingin berusaha melakukan segala hal semaksimal mungkin semampu yang saya bisa.
Suasana didalam kereta express
Singkat cerita, saya sudah duduk di gerbong sesuai dengan yang tertera di karcis saya. Satu setengah jam berlalu begitu saja hingga akhirnya saya tiba di tempat tujuan. Sekilas saya melihat keluar jendela, kemudian terkaget, “Hah! Ada teman satu kelas di kelas Bahasa Jerman (laki-laki)?! Lagi sama pacarnya lagi. Oh no! Malas banget kalau harus berbasa-basi sama dia.”, ujar saya dalam hati. Saya pun berdoa semoga tidak dipertemukan. Berharap dia tidak menjadi partisipan kegiatan Akademik Bilişim 2015.
Angin sepoi disertai udara sejuk nan cerah menyambut kedatangan saya di kota yang terkenal akan makanan ciborek-nya. Ciborek adalah salah satu makanan terfavorit bagi saya, karena rasanya yang sangat pas di lidah orang Sunda seperti saya, selain itu cita rasanya sangat menyerupai martabak telur di Indonesia. Berdasarkan instruksi yang saya dapatkan, seharusnya ada sebuah angkutan kampus yang bertuliskan Anadolu Universitesi (arti: Universitas Anadolu) yang akan menjemput peserta dan mengantarkan kami ke asrama yang telah ditentukan. Mencari dan terus mencari dengan setiap degup jantung yang mengencang, “Apakah jalan yang aku ambil tadi itu bener?”, begitulah berulang-ulang pro-kontra pertanyaan terucap dalam pikiran.
Saya terus menelusuri tepian stasiun yang semakin ramai. Sebuah pepatah Turki mengatakan gokte ararken yerde buldum, yang artinya ketika mencari di langit, eh tahunya ada di tanah. Alhamdulillah, pada akhirnya saya menemukan angkutan kampus yang sedari tadi saya cari. Tanpa ragu, segeralah saya menaiki angkutan tersebut. Tanpa mempedulikan beberapa mata yang memandangi saya, saya mencari tempat duduk. Dikarenakan angkutan tersebut dipenuhi oleh mahasiswa dan mahasiswi Turki, agaknya mereka merasa keanehan karena melihat orang asing yang mengikuti kegiatan bersama mereka. Tak peduli! Tak peduli! Tak peduli!
Setelah me-drop mahasiswi didepan asrama perempuan, angkutan tersebut pun menancapkan gasnya, pergi mengantarkan para mahasiswa ke tempat seharusnya. Tak semulus yang saya bayangkan, sesampainya di asrama kami diharuskan mengurus segala kepentingan administrasi, yang mana saya terbiasa agak pesimis dengan proses administrasi bagi saya pribadi di Negara utsmani ini. Karena nama saya yang kurang biasa mereka dengar sehingga tak jarang mereka kesulitan mencari dan mendata nama saya ini. Benar saja, nama saya tidak ada didalam daftar. Saya mulai resah dan bertanya kepada seorang petugas yang kebetulan sedang berkeliling disana, ia pun menyatakan permintaan maaf karena dia pun bukanlah petugas yang berwenang, yang kemudian meminta saya untuk menunggu kedatangan petugas administrasi. Beruntungnya saat itu saya sempat berkenalan dengan seorang gadis Turki bernama Cansu. Gadis bermimik serius karena padanan kacamata yang bertengger diantara pangkal hidung disertai jilbab rapi ala gadis Turki pada umumnya ini ternyata  cukup ramah. Ia datang dari kota Van yang terkenal akan kecantikan kucing-kucing berbulu halus nan lembut yang berwarna putih bersih. Sembari menunggu datangnya petugas administrasi, kami berbincang-bincang demi mengenal lebih baik satu sama lain. Ternyata, ia sudah lulus kuliah dan berencana mengambil kursus “Dasar Linux”.
Satu jam berselang, lumayan lah, cuap-cuap satu jam bersama Cansu membuat waktu terasa berlalu begitu cepat. Dan, inilah yang kami tunggu-tunggu sedari tadi. Proses administrasi pun dimulai. Loket dibuka. Nampak dua tiga orang wanita paruh baya tengah mempersiapkan area kerjany. Secara otomatis kami membuat barisan dengan rapi. Dan seperti yang telah saya duga, dari daftar yang dimiliki oleh petugas administrasi, disitu tidak terteraan mahasiswi dengan nama Witsqa Fadhilah Adnan, yang tidak lain dan tidak bukan adalah diri saya.
Cansu menyelesaikan proses administrasinya dengan lancar dan memberikan isyarat kepada saya, tanda ia harus segera pergi. Lagipula saya tidak sampai hati kalau harus membuatnya menunggu. Kami saling melambaikan tangan tanda perpisahan namun berharap dapat dipertemukan kembali di lain kesempatan.
Sepeninggalnya Cansu, saya mulai gelisah. Apa yang harus saya lakukan jika nama saya tidak tertera didalam daftar? Apakah saya harus kembali ke Ankara? Hati nurani saya benar-benar menolak pertanyaan terakhir yang saya lontarkan pada diri saya sendiri tadi. Tapi ternyata, bukan hanya saya yang namanya tidak tertera didalam daftar. Ada tiga mahasiswi lainnya yang namanya tidak tercantum didalam daftar peserta. Bedanya, kedua mahasiswi tersebut datang bersama masing-masing sahabatnya, sehingga saling menunggu satu sama lain. How sweet! Nah saya? Alone but happy lah ya
J

Tanpa menunggu lama, akhirnya kami bisa mengurus administrasi dan dipersilahkan untuk mendatangi tempat istirahat yang telah mereka sediakan. Satu kamar berisi enam tempat tidur, yang artinya satu kamar harus diisi oleh enam orang. Apa mau dikata, saya yang hanya datang seorang diri cuma bisa nyempil di kamar orang.
Hari itu berlalu cukup melelahkan J

And then my new experience begin…
Bersama roomates dan Gülsüm
Saya satu kamar dengan lima sekawan. Sedikit ada rasa sungkan dan risih terselip dalam dada. Mereka terlihat sangat akrab dan kenal baik satu sama lain, sedangkan saya bagaikan kaum Muhajirin yang bahkan ‘agak diacuhkan’ oleh kaum Anshar. Entah kenapa, first impression terasa sangat buruk. Menyeramkan. Mencekam. (Maaf terlalu mendramatisir, wkwk). Ingin kembali ke Ankara rasanya. Namun, saya mencoba menghibur diri saya sendiri saat itu. Percakapan pertama antara saya dan teman satu kamar saya pun dimulai dengan pertanyaan yang mereka luncurkan,
Disariya cikacak misiniz? (arti: Apakah kamu akan pergi keluar?)”
Saya menjawab, “Evet. (arti: Ya)”, seraya mengangguk sembari berlalu.
Setelah itu saya bergegas menuju petugas satpam setempat untuk menanyakan letak keberadaan kantin, tiba-tiba saja ada sepasang sosok yang mendekat dan berusaha untuk mendapatkan perhatian saya. Saya sedikit terkaget, karena ternyata mereka adalah roommates saya.
Terjadi sedikit kesalahpahaman diantara kami. Mereka menyangka, kalau saya itu berpikiran diusir dari kamar. Yang pada kenyataannya saya memang berencana keluar kamar untuk makan siang. Saya pun berjalan ke kamar untuk mengambil mantel dan tas punggung bersama-sama dengan mereka. Dan tanpa disangka mereka memberikan penyambutan yang sangat baik waktu itu. Mereka memulainya dengan menanyakan nama kemudian mengajak saya untuk ikut dengan mereka ke pusat kota untuk  sekedar jalan-jalan dan makan (mungkin!). Namun saya menolaknya dengan halus, dengan alasan saya hanya ingin makan kemudian beristirahat.

Keesokan harinya.
Hari pertama kursus Kriptologi-1. Just one sentence. It was really great! Meski kami datang sedikit terlambat dikarenakan hari pertama yang sangat tak terduga. Eh, wait, saya bilang kami ya? Ya, kami disini adalah saya beserta roomates saya. Yap, saya memutuskan untuk menjadi anak bawang mereka ‘dulu’. Hari pertama saya di kursus Kriptologi sangat menyenangkan, kami diberikan Introduction to Cryptology, kemudian dimentori oleh para ahli krypto yang sangat intelektual namun santai. Begitupun hari kedua, dua hari pertama dari pukul 9 pagi sampai 5 sore, kami dijejali oleh teori-teori kriptologi yang sangat bermanfaat. Meski tidak sepenuhnya dapat dipahami, tapi cukup untuk menarik my curiousity. Sedikit berbeda pada hari ketiga dan terakhir. Pada hari ketiga dan terakhir, kami lebih cenderung mengaplikasikan ilmu kriptoloji tersebut step-by-step. Nah, buat saya yang masih agak melongo ketika diberikan materi dan segala teori kriptologi ditambah terkadang menggunakan Bahasa inggris, terkadang pula menggunakan Bahasa Turki (namun dalam menjelaskan, semua mentor dan para ahli menggunakan Bahasa Turki) cuma bisa duduk manis dan memperhatikan, berharap setidaknya ada materi yang nyangkut di kepala. Dan memang, yang paling berkesan itu ketika  memasuki praktikum. Setidaknya ketika praktikum, just follow the instructions, you will get what your teacher wanna get. Hehehe Alhamdulillah ya.
How about progress pertemanan saya sama roommates saya? Alhamdulillah semakin hari semakin baik. Bahkan mereka selalu menunggu dan mengajak saya kemanapun mereka pergi. Oh iya hampir lupa, saya belum memperkenalkan mereka, roommates saya ada kind-hearted Nazli, beautiful Berfin dan Yasemin, boys-like Gozde, dan yang terakhir smart Nurseda. Gak cuma mereka, ada teman dekat kami yang lain yakni Gulsum dan Tugba. Mau tahu kabar baiknya apa? Roommates dan Tugba, semuanya orang Ankara dan berkuliah di Ankara!! Wohoo. Betapa sempitnya negeri ini. Semakin cocok lah kami, setelah mengetahui ternyata satu kamar itu berisi orang Ankara semua J Kecuali secara jurusan, mereka semua teknik komputer sedangkan saya matematika.
Ngopi dulu biar gaul. Hahaha
Sedikit kesenjangan saya rasakan sepanjang acara itu adalah ketika saya bertanya, “Anda kelas berapa? Jurusannya apa?”
1 kuruş
Kebanyakan dari mereka menjawab, “Saya sudah lulus/kelas empat/kelas tiga/kelas dua”, tidak saya temukan anak sebaya saya, yaaa maksudnya anak kelas satu. Dan mayoritas yang datang pun dari jurusan Teknik Komputer atau Pendidikan Komputer. Makanya, ketika saya mengetahui Gulsum jurusan Matematika Science di Yildiz Technical University, Istanbul, saya merasa sangat senang. Serasa ada teman seperjuangan matematika. Hihihi. Selain itu, dari semua teman yang saya kenal, aura yang Gulsum pancarkan itu masya Allah sekali positif, ia menganggap saya seperti adiknya, menyayangi saya, dan kasih sayangnya itu amat sangat terasa. Dan saya sangat senang bisa berkenalan dengan dia. Bahkan dia memberikan uang 1 kurus kepada saya, yang mana uang 1 kurus seperti itu sudah tidak beredar lagi di masyarakat setempat. Karena nominal terkecil mereka saat ini adalah 5 kuruş. Alhamdulillah atas segala karunia yang Allah SWT berikan kepada saya.
Oh iya, diawal cerita saya mengatakan bahwa saya seolah melihat teman kelas Bahasa Jerman bersama dengan pacarnya kan? Yap, ternyata ia juga mengikuti kegiatan ini. Dan lebih kebetulannya lagi dia adalah kekasih dari salah seorang roommates saya. Tercengang saya setelah mengetahuinya. Namun ternyata, dia tidak ingat sama sekali pernah satu kelas sama saya. Hehehe, apakah saya terlalu perhatian sama teman sekelas, ya(?)


Hari terakhir. Jika ada pertemuan pastilah akan ada perpisahan.
Hari itu kursus selesai lebih larut daripada yang dijadwalkan. Mengapa? Karena kami semua menikmati materi-materi, ilmu-ilmu terakhir yang mentor-mentor berikan. Buncahan gelak tawa memenuhi seisi ruangan. Menghangatkan hari yang seharusnya terasa dingin. Biasa, hari terakhir selalu jadi penutup paling indah. Sedikit kesedihan terpancar dalam dada. Tak ingin rasanya meninggalkan keluarga #ab2015 ini.
keluarga Kriptoloji
Keesokkan harinya, saya berpamitan kepada teman-teman saya dan saya menelpon kakak kelas saya dan bilang jikalau saya hendak kembali ke Ankara. Dan saya yang memang sudah berjanji akan bertemu dengan kakak kelas saya tersebut. Saya memutuskan untuk kembali ke Ankara dengan menggunakan bis, selain harganya lebih murah, jika ingin menggunakan bis menuju Ankara tidak mengharuskan saya untuk memesan tiketnya dari jauh-jauh hari. Detik itu juga saya beli tiketnya, kurang lebih setengah jam kemudian saya sudah bisa berangkat kembali ke kampung halaman, Ankara.
Sesampainya saya di stasiun terlihat lelaki berwajah khas Asia yang sedang bersandar ke sepedanya sedang berdiri seolah menunggu kedatangan seseorang. Tidak salah lagi. Itu adalah kakak kelas saya. Awkward moment, saya yang agak jarang berbicara dengan beliau ini hanya bertanya dan memberikan jawaban secara kaku. Kemudian ia berkata,
“Oh iya ini..”, ucapnya sembari mengubek-ubek seraya mencari sesuatu didalam tas punggungnya.
Kemudian tangannya memegang suatu kotak, memberikan isyarat untuk saya mengambilnya.
“Ini oleh-oleh dari Eskisehir. Barangkali nanti dijalan kamu laper.”, kemudian kami saling berpisah.
Terharu. Hanya satu kata yang dapat mendeskripsikan perasaan saya saat itu. Karena saya gak bisa memberikan apa-apa buat beliau. Semoga Allah SWT melimpahkan segala rezekinya, aamiin.
Ya. Winter break saya berlalu dengan indah. Meski saya tidak benar-benar liburan. Setidaknya perjalanan saya kali itu membawa saya menuju ikatan tali silaturahmi yang baru. Mengenal orang baru. Mendapatkan ilmu baru. Dan lebih merasa bersyukur.


Terima Kasih. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya.
Kritik dan saran bisa dilampirkan J

Mohon maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan, karena tujuan saya hanya ingin sharing pengalaman.
Share:

2 comments:

Untuk kritik dan sarannya mohon dilampirkan dibawah ini.... Terima Kasih

Search in This Blog

Pesan untuk Penulis

Name

Email *

Message *

Another Blog

Tulisan Terbaru!

Witsqa Masak: Yumurtali Patates

DISCLAIMER!  Witsqa Masak merupakan kumpulan resep yang terhitung berhasil untuk dipraktekkan oleh saya. Sumber resepnya sendiri bisa berasa...